40

1.4K 163 46
                                    

Kain hitam yang menutupi kepala kedua pria tampan itu di buka secara kasar oleh seorang Kim Lalisa yang kini menatap mereka dengan bengis dan tatapan yang menyiratkan nafsu membunuh, wajah itu di condongkan ke depan menatap dua pria itu dengan intens.

"hai, kalian mengenalku?" tanya Lisa dengan nada ramah khas menyapanya pada dua pria yang tentu akan menggelengkan kepalanya karena mereka tidak berani membuka suara.

"baiklah, perkenalkan namaku Kim Lalisa kakak kandung dari Kim Dahyun dan adik sepupu dari Kim Jisoo yang berada di sampingku ini" lanjut Lisa memperkenalkan dirinya dan juga memperkenalkan Jisoo yang kini sedang mengusap pisau tumpulnya.

"sebelumnya kau membuat kesalahan karena sudah berurusan dengan kami yang notabenya adalah salah satu Agen elite dari banyaknya anggota Agen khusus yang di asuh perusahaan YG" ucap Jisoo menambahkan.

Seketika dua pria yang di ikat di kursi dengan keadaan setengah telanjang itupun langsung menelan ludahnya secara kasar karena mereka sering mendengar tentang perusahaan YG yang menampung beberapa Agen Khusus yang sering di sebut pasukan terbaik korea dalam hal membunuh manusia yang di inginkan oleh tuannya.

"kau tahu kami memiliki julukan yang terkenal di dunia kami, bisa tebak apa itu?" tanya Lisa yang di balas gelengan lagi oleh mereka.

"baiklah, julukan kami adalah mesin pumbunuh dari YG, kalian bisa menyimpulkan jika kami adalah ahlinya dalam hal yang di maksud mengintrogasi yang berujung pembunuhan, kau mau tahu bagaimana caranya kami mengintrogasi?" mereka lagi-lagi menggeleng atas ucapan Jisoo yang seperti menawari mereka untuk merasakan bagaimana rasanya di siksa oleh pasukan YG.

"Lisa? Apa kau tahu apa yang tidak pernah aku sukai?"

"tentu, kau sangat-sangat tidak menyukai apa yang namanya penolakan" akhirnya mereka tertawa jahat membuat wajah kedua tawanan mereka pucat terlebih lagi Eunwoo yang harus menahan sakit di perutnya.

"tapi, berhubung hari ini aku sedang senang maka kami hanya akan membunuh satu di antara kalian, jadi siapa yang mau kami bunuh?" Jisoo mendekat kearah Tzuyu menggoreskan punggung pisau di wajah Tzuyu dengan lembut agar tidak menimbulkan luka.

"ja-jangan aku!" akhirnya mereka dapat mendengar suara Tzuyu yang berusaha menghindar dari pisau Jisoo yang sempat menyentuh pipinya.

"baiklah, karena kau berani berbicara maka aku akan membunuh temanmu ini" putus Jisoo sambil menggoreskan sisi tajam pisaunya melukai dada milik Eunwoo.

"akkhhh jangan aku! Aku mohon" ringis Eunwoo yang kini mulai menangis.

"hhh jujur aku kasihan melihatmu seperti ini, tapi kelakuanmu yang bejat itu berhasil membuat rasa kasihanku hilang" sungguh Jisoo sangat menyukai melihat tawanannya ketakutan dengan apa yang ia ucapkan serta apa yang ia lakukan, rasanya Jisoo memiliki kebanggaan tersendiri setelah melakukan itu pada tawanannya.

"Jisoo ya? Cepatlah jangan terlalu banyak bicara, sekitar setengah jaman lagi para senior kita akan menemukan kita karena mereka berhasil melacak handphone milik adikku itu" ucap Lisa menunjuk Dahyun yang kini sedang membuang muka karena tidak tega melihat mereka yang sedang di siksa, terlebih lagi Jisoo yang kini sedang membuat karya di dada putih Eunwoo.

"hhh baiklah, kau saja yang tangani, kau ini selalu saja mengganggu kesenanganku" Jisoo menyerahkan pisaunya pada Lisa.

Lisa menggeleng dan malah mengambil pisau lain yang kebetulan terletak berjejer bersama dengan beberapa pisau milik mereka.

"sebaiknya kita melakukannya berdua!" Jisoo mengangguk dengan senyumnya dan langsung kembali melanjutkan aktivitasnya yang sedang berkarya di dada Eunwoo.

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang