8

1.3K 183 9
                                    

Sumpah demi apapun saat ini Dahyun di mata Sana keliatan sangat sexy di tambah dengan kulit putih Dahyun yang jika terpapar cahaya akan bersinar seolah dia seorang malaikat.

"Sana!" tegur Dahyun karena Sana sedari tadi terus melihat ke arah perutnya yang terekspose tanpa berkedip sekalipun.

"Sana ssi!" setelah mendengar suara Dahyun yang sedikit tegas, Sana langsung terperanjat kaget dan gelagapan sendiri karena ketahuan sedang mengagumi ciptaan tuhan.

"eoh apa kau mengatakan sesuatu?" tanya Sana sedikit gugup.

"iya, itu yang kau bawa apa?"

"oh ini hadiah dari temanku untukmu" bohong Sana memberikan papper bag yang ia bawa ke tangan Dahyun.

"untukku?" beo Dahyun yang di angguki Sana.

Dahyun memasukan tangannya ke dalam papper bag itu dan mengambil salah satu kotak yang berada di dalamnya dan langsung mengeluarkannnya untuk memastikan apa itu.

"eoh celana dalam" gumam Dahyun yang setelahnya langsung membudalkan semua isi papperbag itu ke atas kasur.

Terlihat jelas jika semua isi papper bag itu adalah berbagai jenis celana dalam laki-laki dari semua warna yang terlihat elegant dan juga dari semua brand terkenal.

"temanmu itu sungguh sangat aneh, dia memberikan kado tapi semua isinya itu berbagai jenis celana dalam pria" celetuk Dahyun yang membuat Sana bersemu merah.

"aish sudahlah, cepat pakai yang ini dan pakai baju yang akan aku pilihkan ini" suruh Sana sembari meneliti isi lemari pakaian yang berisi semua pakaian Dahyun.

"nah ini sepertinya bagus" gumam Sana yang setelahnya langsung memberikan pakaian yang di pilihnya pada Dahyun yang sedang terdiam menatap Sana yang sedang sibuk memilih baju untuk dirinya.

"cepat pakai itu di sini, aku akan mandi dan jika aku sudah mandi kau harus sudah siap dengan penampilanmu itu, mengerti?" Dahyun hanya mengangguk patuh atas senua ucapan Sana.

"aigo dia sangat menggemaskan sekali" gumam Sana sambil berjalan membawa pakaian yang akan ia pakai setelah mandi.

Dahyun saat ini hanya memandang bajunya yang di pilihkan Sana, sumpah demi apapun Dahyun tidak tahu jika dia memiliki baju sebagus itu di lemarinya atau mungkin itu adalah pakaian hadiah dari Lisa yang terlupakan olehnya.

Akhirnya setelah lama berfikir Dahyun ingat jika baju itu memang hadiah dari Lisa saat dia ulang tahun ke 19, baju itu adalah setelan jas formal berwarna biru dongker yang Lisa siapkan untuk Dahyun jika nanti dia akan menghadiri acara formal seperti ulang tahun atau sebagainya.

Dahyun dengan segera melepaskan handuknya yang terlilit di pinggangnya hingga sekarang dia terlihat polos tanpa ada benang yang menutupi bagian tengahnya.

Perlahan Dahyun meraih celana dalam warna hitam yang di pilihkan Sana dan langsung memakainya dengan di lanjut memakai celana panjang yang setelahnya di lanjutkan lagi memakai yang lainnya hingga saat ini Dahyun menatap dirinya yang tampak berbeda di cermin meja rias kamar Sana.

Dahyun saat ini tampak tampan menggunakan setelan jas warna biru dongker yang di padukan dengan kaos polo warna hitam yang menjadikannya terlihat santai walaupun sebenarnya itu adalah pakaian formal.

"woah, ternyata baju yang di pilihkan berdasarkan styleku memang cocok untukmu, kau terlihat tampan untuk ukuran laki-laki biasa" puji Sana yang baru keluar dari kamar mandi hingga membuat Dahyun bersemu merah.

"gumawo" ucap Dahyun yang di angguki Sana.

"kamu turunlah terlebih dahulu ke bawah untuk sarapan" suruh Sana yang di balas tatapan ragu oleh Dahyun.

"kenapa?"

"aku takut, aku ingin bersamamu" tunduk Dahyun.

"hey, aku hanya ingin berdandan sebentar dan jika ini selesai aku akan segera menyusulmu ke bawah kok? Kamu tenang aja aku hanya sebentar kok" lembut Sana mengecup pipi Dahyun walau Sana harus bersusah payah berjinjit untuk itu.

"ba-baiklah" pasrah Dahyun yang hendak melangkahkan kakinya, tapi saat Dahyun baru melangkahkan kakinya satu langkah, Sana langsung menahan tangan Dahyun dan menggiringnya untuk terduduk di kursi meja riasnya.

"hhh setidaknya kau rapihkan dahulu rambutmu itu Dahyun" ucap Sana sambil merapihkan rambut Dahyun dengan kedua tangannya yang sedikit di oles dengan gel rambut agar rambut Dahyun terlihat rapih.

"nah beginikan tampan" lega Sana menatap wajah Dahyun yang berkali-kali lipat lebih tampan.

Chup

Tanpa permisi Dahyun mengecup sekilas bibir Sana hingga yang di cium terdiam menjadi patung karena perbuatan spontan Dahyun yang terkesan lancang walaupun mereka bukan lagi orang lain.

Dahyun dengan malu langsung berlari keluar dari kamar Sana dengan menenteng sepatu pantopel yang juga di siapkan Sana untuk melengkapi tampilannya saat ini.

Setelah cukup jauh Dahyun berlari, Dahyun berhenti dan menjatuhkan sepatunya untuk ia pakai karena saat Dahyun berlari tadi, Dahyun tidak mengenakan apa-apa.

Akhirnya sekarang ini Dahyun sudah sampai di meja makan milik keluarga Minatozaki dan Dahyun langsung di sambut hangat oleh para maid yang berada di Sana serta tuan Minatozaki yang sedang terbengong melihat penampilan Dahyun yang lagi-lagi membuatnya tercengang setelah penampilannya yang menggunakan tuxedo milik Tzuyu di pernikahan itu.
"ah nak Dahyun, silahkan duduk dan nikmati sarapanmu" suruh ramah tuan Minatozaki yang di sambut senyum lembut Dahyun hingga para maid yang berada di sana langsung saling berbisik mengagumi kecantikan wajah Dahyun.

"ne, appa mertua terima kasih" Dahyun duduk di salah satu kursi yang tersedia di Sana dan langsung memakan makanannya yang sudah tersedia.

Dahyun dengan anggun memakan makanan itu tanpa menimbulkan suara karena keluarga Kim selalu mengajarkan anak-anaknya agar mereka selalu menggunakan tatakrama saat melakukan sesuatu, keluarga Kim juga selalu mengajarkan agar anak mereka selalu bersikap sopan kepada siapa saja.

Ditengah keheniningan yang menemani acara sarapan Dahyun, Dahyun di kejutkan dengan sebuah kecupan yang mendarat di pipi kanannya hingga Dahyun tersedak makanan yang sedang ia kunyah dan pelaku pengecupan itu hanya tertawa saat mendapati Dahyun yang langsung tersedak akibat ulahnya.

Dengan segera Dahyun meraih gelas beriai air minum yang berada di hadapannya dan langsung meneguknya hingga kandas.

Dahyun melirik Sana sekilas, lalu setelahnya Dahyun menunduk dan melanjutkan kembali makannya.

"yak Sana, jangan sekali-kali lagi kau melakukan hal seperti itu padanya, bagaimana jika suamimu itu memiliki penyakit jantung apakah kau siap menjadi janda secepat itu?" tegur tuan Minatozaki yang di balas cengiran tanpa dosa Sana.

"appa, apakah hari ini Sana boleh pergi untuk mengantar Dahyun cukuran?" izin Sana pada sang apa.

"eoh dia mau cukuran, padahal appa lebih suka dia memiliki rambut panjang seperti itu"

"itu juga karena appa, kenapa apa menakutinya dengan berkata jika kakek akan menghukumnya kalau dia tidak tampan saat resepsi nanti sore" kesal Sana yang balik di balas cengiran sang appa yang hampir mirip dengan cengiran Sana.

"salah siapa dia sangat polos seperti itu, appa kan jadinya gemas ingin menjahilinya kkkk" kekeh tuan Minatozaki di ikuti tawa Sana yang sepertinya di setuju dengan anggapan yang appa yang mengatakan jika Dahyun polos.

Yang di bicarakan hanya menunduk sambil memakan makanannya tanpa suara.

Tbc...

Sorry for typo.

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang