35

1.5K 167 75
                                    

"jangan macam-macam Tzuyu, jika kau benar-benar melakukan itu maka aku akan benar-benar membencimu lebih dari aku membencimu setelah kau meninggalkanku di hari pernikahan kita" ancam Sana yang di balas tawa remeh Tzuyu.

"untuk apa aku takut jika kau akan membenciku? Aku sudah tidak bisa memilikimu lagi dan itu berarti tidak ada satu orang priapun yang bisa memilikimu termasuk suamimu, jika aku tidak bisa memilikimu maka yang memilikimu itu harus mati di tanganku" ucap Tzuyu dengan air matanya yang terus mengalir.

Sana bingung dengan apa yang harus ia lakukan, jika seperti ini caranya ia terpaksa harus memilih Tzuyu agar Dahyun tidak celaka, namun rasa egoisnya kini menggerogoti diri dan malah memilih untuk tetap bersama Dahyun.

"dengar Tzu, aku tahu hidup ini memang sesuatu yang tidak jauh dari sebuah pilihan atau memilih, tapi ketahuilah jika hati bukanlah sesuatu yang harus di pilih atau memilih" ucapan terakhir yang Sana ucapkan memang membuat hati Tzuyu sedikit merela akan kepergian Sana dari hidupnya, tapi menusia memang tidak akan jauh dari sifat egois yang hanya mementingkan kebahagiaannya sendiri dan seperti itulah Tzuyu ataupun Sana sekarang. 

"aku memang tidak akan membunuhnya, tapi aku akan memilih membunuhmu agar rasa sakit di hatiku hilang" batin Tzuyu.

"dasar wanita ular, aku membencimu" desis Tzuyu menatap tubuh Sana yang kini sudah menghilang di balik pintu Cafe.

-

"eomma!" panggil Dahyun sesaat ia sudah memasuki kamar sang eomma yang menampilkan kondisi sang eomma dan sang appa yang sedang menatap sedih sang eomma di kursi kayu yang dekat dengan ranjang sang eomma.

Dahyun dan Lisa langsung menghampiri sang eomma untuk di peluknya secara bersamaan dengan Dahyun yang di sebelah kanan hingga Lisa yang di sebelah kiri.

"eomma gwenchana?" tanya Lisa mengecup kening sang eomma bergantian dengan Dahyun yang mencium kening sang eomma setelah Lisa.

"eoh jagoan-jagoan eomma ternyata begitu khawatir pada eomma" ucap lemas eomma Kim sambil berusaha meraih kepala dua putranya untuk di elusnya dengan lembut.

"eomma tidak apa, eomma hanya kecapean dan hanya demam biasa, kalian jangan berlebihan seperti itu dan kau sayang, kau sungguh berlebihan memberitahu mereka seakan-akan aku akan mati besok" kesal eomma Kim kepada tiga prianya yang selalu membuatnya pusing jika mereka di satukan.

"mianhe eomma kami hanya khawatir" ucap para pria dengan serentak.

"kami khawatir karena jika eomma sedang kelelahan atau sebagainya, kau akan tidur namun kau sulit di bangunkan walau kami sudah membangunkanmu dengan segala cara. Aku takut jika kau tidak bangun lagi eomma, aku sangat mencintamu dan tidak ada satupun perempuan yang bisa merebut hatiku selain kau karena hatiku hanya bisa mencintai satu perempuan" ucap Lisa dengan derai air mata yang menghiasi wajah tampannya.

Dahyun diam menahan tangis yang akhirnya keluar juga walau dia sudah susah payah menahannya, appa Kim dan eomma Kim juga sempat terharu dengan ucapan anak tertuanya yang selalu bersikap dewasa jika sudah menyangkut keluarganya.

"aku mencintai eomma di dunia dan di akhirat, aku tidak sanggup jika harus melihat eomma sakit atau di sakiti" tangis Lisa kini membesar sambil memeluk erat sang eomma yang hanya diam mencerna semua ungkapan anak pertamaanya.

"walau Dahyun sudah memiliki istri yang Dahyun cintai, tapi eomma adalah wanita nomor satu yang Dahyun cintai di banding istri atau semua orang yang Dahyun cintai" ungkapan Dahyun makin menambah suasana di antara mereka menjadi lebih melow.

Sumpah demi apapun eomma Kim sangat bahagia memiliki ketiga pria ini, walaupun mereka sering membuat eomma Kim pusing tapi ketahuilah jika mereka adalah sosok yang sangat menyayangi dan mencintai eomma Kim di banding siapaun di dunia ini.

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang