003

1.7K 296 32
                                    

17 agustus 2020

🍭🍭🍭

Selamat malam Ibu Soraya, maaf mengganggu waktunya. Saya Rafardhan Deen Tanjung, mahasiswa ganteng kesayangan ibu...

Delete ⬅

Diiringi helaan nafas panjang, Radin melemparkan ponsel begitu saja keatas kasur dibelakangnya lalu menggelengkan kepala cepat. Berusaha menepis keinginan konyol yang sempat terlintas dibenak beberapa waktu lalu. Sementara posisinya sedang duduk lesehan dengan laptop dalam pangkuan. Persetan dengan tugas kelompok, karena yang terbukti saat ini adalah ia sendirian mengerjakan hingga isi kepalanya terasa berasap dan ingin meledak.

Radin nakal, mungkin benar. Tapi otaknya masih murni bisa dipakai untuk mengemban pendidikan sampai sarjana. Tenang saja.

"Dinnn?"

Suara Medina, kakak perempuan satu-satunya Radin, yang memanggil dari luar kamar semakin membuyarkan konsentrasi. Padahal susah payah cowok itu hanya untuk membangun fokus, kini sudah dikacaukan lagi dengan sebuah teriakan. Sambil menggerutu, dijawabnya panggilan sang kakak dari tempat.

"lagi ngapain kamu?"

"tidur."

"kok bisa jawab?"

Tanpa banyak membuang waktu lagi, Radin segera beranjak. Dibukanya pintu kamar dengan malas. Kemudian sepasang mata itu langsung bertemu pandang dengan wanita yang berjarak sembilan tahun lebih tua darinya didepan sana.

Usia mereka memang terpaut lumayan jauh. Karena dulu sang mama sempat mengandung juga sebelum Radin, namun sayangnya mengalami keguguran. Jadi ia memerlukan waktu untuk sembuh dari trauma lebih dulu agar bisa hamil kembali.

Radin menghela nafas jengah. Telah menduga seratus persen bahwa ia akan menjadi pesuruh lagi kali ini. "kenapa lagi?"

"tadinya mau nyuruh beli makan, tapi gak jadi deh."

Medina langsung memutar balik posisi tubuhnya yang jauh lebih rendah dari si adik. Lalu mengambil satu langkah pertama dengan santai. Untuk berikutnya tidak perlu ditebak, karena Radin pasti akan menahan langkah sang kakak secepat mungkin. Menciptakan senyum penuh kemenangan dari bibir Medina. Siapapun tau, semua yang berkaitan dengan makanan takkan dibiarkan lolos begitu saja dari jangkauan laki-laki gembul yang proporsi badannya tidak pernah gemuk itu.

"mau beli makan dimana? Sini biar Radin aja."

Kan, benar dugaan Medina.

Cowok petakilan macam Radin lagi, jelas porsi makannya segunung. Kalau sudah ada yang membicarakan tentang makanan didepannya, sudah pasti radar ditelinga cowok jangkung itu bekerja dengan sistem otak yang akan langsung merespon sempurna. Akan dihampirinya sumber asupan tersebut dimanapun berada.

"terserah. Nih."

Disodorkannya sebuah kartu debit kepada Radin. Membuat mata sang adik langsung berbinar senang ketika menerimanya.

"tapi ada syaratnya,"

Ekspresi cowok itu langsung berubah seketika mendengar interupsi tambahan dari Medina. Ditatapnya sang kakak dengan kening berkerut.

"stok bulanan udah pada kosong. Kamu ke supermarket biasa, terus beli ini semua." tuturnya sembari meletakkan kertas memo ditangan yang bersangkutan. "jangan lupa, ajak Arga."

Belum sempat mengutarakan keluhan yang pertama, kini ia sudah dibebankan untuk menjadi pengasuh lagi bagi anak kakaknya yang bernama Arga itu. Radin baru menyadari setelah melihat setelan formal yang masih dikenakan oleh Medina, menjelaskan secara tak langsung bahwa sang kakak hanya datang karena jam istirahat kantor. Setelah ini pasti akan kembali lagi kesana dan lanjut bekerja.

✔ I Fix You in a Case // Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang