2 september 2020
🍭🍭🍭
Perkuliahan berjalan lancar sebagaimana mestinya selama beberapa waktu. Radin yang paling sibuk mengurusi jadwal apabila ada dosen yang berhalangan hadir dan meminta untuk pergantian hari. Tak jarang pula dirinya diundang pada kegiatan-kegiatan tertentu yang diselenggarakan oleh himpunan mahasiswa kriminologi, sebab dulu memang pernah menjabat sebagai ketua.
Diluar itu semua, Radin dan tiga orang lainnya akan kembali beraksi. Dan belakangan ini mereka selalu berkumpul setiap hari. Bahkan juga menginap disana-sini demi membicarakan soal kasus sampai larut malam. Tak terasa, satu bulan lebih sudah terlewati.
Sehabis menyelesaikan semua mata kuliah, ke-empat anak adam itu pergi berpencar ke daerah yang berbeda. Mengendarai motor masing-masing menuju tempat yang akan mereka kunjungi. Mereka telah menggunakan berbagai metode pelacakan bukti lalu menganalisanya. Target utama kali ini adalah pembuat plat nomor kendaraan pinggir jalan.
Sulit, jelas. Karena tidak ada kata kunci apapun yang bisa diselidiki lebih dalam. Namun, jika dilakukan bersama-sama kemungkinan akan lebih mudah.
Yang kebagian menelusuri wilayah ibu kota bagian Selatan adalah Radin. Ia pertama kali mengunjungi beberapa penghasil plat nomor palsu disekitar tempat korban bekerja sebelumnya. Menanyakan langsung maksud dan tujuannya bermodalkan foto yang diambil dari rekaman kamera pengawas.
"sekitar delapan atau sembilan bulan yang lalu sih. Boleh diliat dulu dicatetannya gak, Pak? Tolong banget ya, Pak. Maaf sebelumnya saya ganggu nih."
"delapan atau sembilan bulan mah udah lama, Mas." ucap pemilik tempat itu sembari membuka beberapa buku tulis tempatnya mencatat nomor-nomor dari kendaraan yang minta dibuatkan olehnya. "biasanya kalo yang bikin plat palsu itu kebanyakan orang-orang kaya, Mas. Buat gaya-gayaan. Atau buat ganti-ganti biar gak kena ganjil genap."
"tapi ini nomor serinya biasa sih. Bukan nomor cantik atau bentuk-bentuk nama gitu, Pak."
"emang ada apa sih, Mas? Kok kelihatannya kayak lagi cari sesuatu?"
Radin sempat kebingungan untuk menjawab. Lalu akhirnya terpaksa mengada-ada. "saya bekerjasama dengan kepolisian dalam rangka penyelidikan suatu kasus. Dan plat nomor ini masuk dalam daftar pencarian kami sekarang, Pak."
"Mas polisi?"
Bukan, njirrr..
"sebentar ya, Mas, saya cari dulu."
Melihat pemilik tempat langsung bergerak cepat dan terburu-buru, entah karena ketakutan atau bagaimana, Radin akhirnya memilih diam. Tidak mengiyakan, namun juga tidak menampik. Ia berdiri tak jauh disebelah si bapak, menyaksikan secara langsung deretan nomor dari catatan yang sedang dibuka.
Beberapa menit kemudian, pemilik tempat menyatakan bahwa nomor kendaraan tersebut tidak ditemukan. Artinya, pelaku tidak membuat plat nomor palsu tersebut disini. Lantas Radin menarik nafas cepat dan membuangnya kasar. Frustasi sekali.
"oke, makasih banyak atas waktunya, Pak."
Radin berpamitan. Kembali melanjutkan perjalanan ditengah teriknya sinar matahari siang menjelang sore. Tak peduli kulitnya akan berubah gelap walaupun sudah memakai jaket dan sarung tangan sekalipun.
Berjam-jam mereka mencari, lalu sama-sama melaporkan tak ada hasil apapun yang didapati. Kesal, tapi juga masih penasaran.
Pencarian tersebut tidak hanya berlangsung selama satu hari. Nyatanya, hampir seminggu ini Radin, Zafran, Bari dan Sakha terus bertukar tempat mengelilingi daerah-daerah yang terpencil sekalipun. Oh iya, sebelum memutuskan berpencar seperti ini, mereka juga sudah mengajukan permohonan bantuan ke gedung pusat CCTV nasional. Demi melacak kemana perginya kendaraan tersebut di hari yang sama dengan kejadian.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ I Fix You in a Case // Jung Jaehyun
Fanfictionmencintai seseorang yang sudah pernah menikah? tidak masalah. ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ I Fix You in a Case © chojungjae, August 2020