15 september 2020
🍭🍭🍭
Percaya diri Radin berkutat dengan laptop saat malam telah tiba. Sibuk membaca literatur dari berbagai sumber, hitung-hitung menambah pengetahuan juga daripada tidak melakukan apa-apa sama sekali. Ya, walaupun tujuan utamanya jelas menunggu email dari seseorang.
Iseng, Radin berinisiatif mencari informasi mengenai topik yang berbeda. Mengingat bahwa putri sulung dari sang dosen mengidap keterbelakangan mental, ia jadi penasaran sendiri dan ingin tau lebih banyak tentang hal tersebut.
Dari literatur yang Radin baca mengatakan bahwa diagnosa autisme lebih rendah berdasarkan bias gender. Itu berarti, ada perbandingan yang cukup signifikan antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Dimana untuk perempuan sendiri, kondisi dan permasalahan tersebut bisa jadi tidak terlihat di mata orang lain. Dan bahkan mereka bisa tidak menyadari sampai usia mereka dewasa. Pada kondisi ini juga, anak perempuan cenderung lebih pendiam dan introvert.
Autisme dikenal dengan gangguan yang mencakup masalah komunikasi dan perilaku dalam kehidupan sosial sehari-hari. Kalau dijelaskan dari segi medis, kaitannya adalah dengan ilmu biologis. Terjadi saat masa kehamilan, dimana disebabkan oleh mutasi gen kromosom X yang mengalami kesalahan pada susunan DNA.
Terlalu asik membaca, Radin sampai tak sadar sudah menguap lima kali. Cowok itu merebahkan kepala diatas meja, lalu terpejam nyaman begitu saja. Niatnya sebentar, supaya nanti bisa pindah ke kasur. Tapi kenyataannya, sampai pagi ia tertidur dalam posisi duduk.
Saat terjaga dari tidur panjang semalam, Radin celingukan bingung. Ia mengecek laptop yang masih terbuka didekatnya, namun dalam keadaan mati total karena kehabisan daya baterai. Segera saja dinyalakannya ponsel, kemudian mencari aplikasi bergambar kotak surat. Seketika itu juga terdengar desah pasrah mengawali pagi yang cerah.
Kenapa sih harus percaya..
Seperti biasanya, usai mandi dan bersiap, Radin akan menyantap sarapan yang sudah disediakan dimeja makan. Setelah itu langsung bergegas berangkat kuliah. Belakangan ini memang lebih sering mengemudikan mobil, karena mama dan papa masih melarang keras si bungsu itu mengendarai motor sendirian.
"cemberut aja, kenapa lagi lo?"
Baru tiba sudah disambut dengan pertanyaan dari Sakha. Radin tidak menjawab, hanya terdiam sesaat kemudian menunjukkan cengiran lebar nan terpaksa kepada temannya itu. Lalu balik pada mode datar sembari menghempaskan diri dikursi.
Sakha yang menyaksikan serta merta bergidik ngeri. "sinting."
"ya lagi elo orang baru dateng udah ditanya macem-macem." protesnya.
"ya atuh muka lo kayak keset dapur, lecek bener masih pagi. Bukannya kemaren abis ketemuan?"
Diiringi helaan nafas penuh kesabaran, Radin menyerong posisi. Melihat kearah Zafran dengan sorot yang seolah-olah sangat memohon untuk dibantu. "tolong cariin si Manaf cewek, kalo bisa yang galak. Biar ada yang bisa ngimbangin. Pegel gue denger ocehannya."
Bukannya tersinggung, Sakha malah terbahak mendengarnya. Begitupun reaksi dua orang lainnya yang memilih tidak berkomentar macam-macam.
Rencana perkuliahan hari itu mendadak terkendala karena Radin mendapat informasi langsung dari dosen yang bersangkutan bahwa ia tidak bisa datang dikarenakan anaknya jatuh sakit. Setelah memberitau kepada mahasiswa yang lain, cowok berperawakan tinggi itu langsung beranjak dari kursi dan berlari keluar kelas. Tidak mengatakan ingin kemana, hanya pergi tanpa pamit.
Begitu sampai di parkiran, langkahnya terhenti mendadak. Radin baru ingat kalau dirinya masih dalam mode jual mahal kepada Soraya, dan akan terkesan lucu jika tiba-tiba bertamu ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ I Fix You in a Case // Jung Jaehyun
Fanfictionmencintai seseorang yang sudah pernah menikah? tidak masalah. ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ I Fix You in a Case © chojungjae, August 2020