036

871 168 22
                                    

29 september 2020

🍭🍭🍭

Pagi-pagi sekali Radin sudah bergegas dari rumah. Ia bahkan tak mencolek sarapan yang telah dibuatkan oleh sang mama dan langsung berpamitan pergi. Keluarga Radin sudah tau mengenai kejadian kemarin, karena bagaimanapun juga mereka saling mengenal. Tapi mama belum berpikir bahwa anak bungsunya memiliki hubungan dekat dalam hal lain dengan dosen muda cantik itu.

Saat itu baru pukul setengah tujuh pagi, tapi jalanan sudah mulai ramai dengan kendaraan bagi para penggunanya. Yang mau berangkat kerja, ke sekolah, atau tempat-tempat tujuan lain. Suasana yang tidak perlu lagi diherankan karena memang selalu terjadi hampir setiap awal pekan.

Sambil melepas sabuk yang menyilang tubuhnya, cowok itu memandang dengan alis menyatu rumah megah sang dosen. Tanpa ingin membuang waktu, Radin keluar dari mobil. Kemudian berjalan kearah pagar.

Ia menekan bel rumah sebanyak dua kali, kemudian menggeser pagar didepannya yang ternyata dalam keadaan tidak terkunci. Radin terdiam sejenak, bingung harus masuk atau tidak.

"Mas?"

Cowok itu tersentak. Bersamaan dengan tubuhnya yang berputar cepat, seorang wanita paruh baya terlihat keluar dari rumah sebelah. Mungkin istri dari bapak-bapak yang waktu malam kemarin mengomelinya.

"maaf, Mas siapa ya?"

"saya Radin, mahasiswanya bu Raya." balas Radin sopan sambil tersenyum tipis.

"ohhh, hm..masuk aja, Mas. Gak apa-apa."

Meski terdengar tidak biasa, namun Radin mengangguk mengiyakan kala itu. Ia seperti terhipnotis hingga akhirnya melangkah masuk seperti apa yang dikatakan oleh ibu-ibu penghuni rumah sebelah.

Suasananya begitu sepi, dan satu hal yang dapat ia sadari adalah kendaraan milik Soraya tidak ada di garasi. Membuat perasaannya terpaksa berkata lain. Radin menarik nafas panjang sambil terus melangkah hingga tiba didepan pintu kayu dengan ukiran indah didepannya. Dan lagi-lagi dalam kondisi tidak terkunci.

Meski tak menampik ada sebutir perasaan tidak enak yang menyelimuti hati, Radin tetap mengetuk pintu tersebut. Memberi tanda bahwa ada tamu yang datang dan meminta untuk segera disambut. Satu atau dua kali tidak ada respon dari dalam mungkin memang wajar, tapi kalau sudah hampir enam kali rasanya membuat penasaran juga. Dari yang pelan, mulai keras, sampai brutal.

Dengan berani didorongnya pelan pintu itu, menampilkan ruang tamu yang dalam keadaan gelap karena lampu dimatikan. Sejenak Radin menoleh ke belakang, dan mendapati tetangga yang tadi berbicara padanya masih berdiri ditempat. Seolah mengawasi dari jarak jauh. Dan ini terasa sangat janggal baginya.

Tidak peduli dianggap sembrono atau maling sekalipun, Radin memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Dicarinya saklar lampu untuk menambah penerangan. Setelah berhasil menyalakan, diedarkannya pandangan ke seluruh ruangan.

"bu Raya?" panggilnya, "assalamualaikum, selamat pagi? Mbak Sari?"

Perlahan diarahkannya langkah semakin ke tengah, namun tak didapatinya tanda-tanda kehidupan apapun. Perasaan Radin mulai tidak tenang, jantungnya seperti dipacu mendadak hingga bekerja lebih ekstra. Ia memanggil seluruh penghuni rumah yang dikenalnya, tapi tak sekalipun mendapat jawaban.

Rumah itu kosong. Benar-benar kosong.

"bu Raya!"

Setelah meneliti ruangan yang dilewatinya dibagian bawah, Radin langsung menaiki tangga menuju lantai dua. Ia tidak ingin gamblang dan langsung membuka pintu kamar yang ada disana. Ternyata sama, tak terdapat tanda-tanda kehidupan apapun disana.

✔ I Fix You in a Case // Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang