13 oktober 2020
🍭🍭🍭
Pulang dari kampus setelah beraktivitas seharian, Giana sudah disambut dengan pemandangan Radin yang bercokol didalam corolla donkernya—tepat diseberang jalan dekat dengan ruko fotokopi. Pria itu bersikeras ingin menjemput, padahal sudah ditolak beberapa kali.
Senyumnya yang manis menjadi sapaan pertama begitu Giana duduk disebelahnya.
"mau kemana?"
"kamu udah makan?" Radin bertanya balik.
"udah,"
"ngopi deh, mau?"
"ya udah terserah kamu."
Cowok itu menghela nafas tak kentara, mencoba untuk bersabar menyikapi kekasihnya yang tidak semenyenangkan dulu. Giana tak jarang bersikap ketus didepannya. Tapi sebagai pihak yang menyadari dirinya paling bersalah, Radin hanya bisa menerima semua itu tanpa ada protes sama sekali.
Di kafe, mereka duduk berhadapan. Namun Giana terlihat menyibukkan diri dengan perangkat elektroniknya dan hanya sesekali menimpali ucapan Radin. Pada akhirnya mereka tidak berlama-lama disana dan memutuskan untuk segera pulang.
"Gi,"
"Radin,"
Keduanya saling tatap sebentar, lalu satu pihak harus kembali fokus menyetir. Usai dipersilahkan untuk berbicara lebih dulu, gadis itu berubah gugup. Menunduk sambil memainkan jemari dan sesekali menarik nafas dalam. Seolah banyak sekali beban yang mendesak untuk dikeluarkan.
"aku mau kita udahan." ucap Giana dalam satu kalimat.
Kontan membuat Radin terpaksa membanting setir dan menepikan kendaraannya dipinggir jalan. Tak paham, ditatapnya Giana tepat dimanik.
"kenapa, Giana?"
"aku mau kita selesai, Radin."
"ya tapi kenapa?" tanya laki-laki itu sambil menunjukkan ekspresi frustasinya.
"bahas soal jatuh cinta—"
"aku gak mau ya bahas itu lagi." tegas Radin. Membuat Giana sebisa mungkin menahan air matanya agar tidak meluncur saat itu.
"aku juga jatuh cinta, Radin. Tapi bukan sama kamu. Aku punya orang lain saat posisi aku udah sama kamu. Maaf, aku gak mau bersikap curang dibelakang kamu dan karena itu..aku minta kita cukup sampe disini."
Refleks Radin mengatupkan rahang saat mendengar sederet kalimat itu. Entah kenapa rasanya sangat menohok, seperti ada maksud terselip didalamnya. "kamu bohong kan?"
"aku minta maaf.."
"kamu bohong kan?" ulang Radin, "kamu pasti masih marah karena ucapan aku tempo hari? Oke, aku tau aku salah, Giana. Untuk itu aku minta maaf. Tolong jangan pake cara seperti ini buat nyelesain masalah."
"tapi aku tetep mau kita udahan, Radin. Please.."
Terdiam Radin kemudian, hilang kata-kata. Dihempaskannya tubuh pada sandaran kursi. Lalu membiarkan hening mengisi kekosongan ruang yang ada diantara mereka.
"makasih buat dua bulan ini, kamu udah bolehin aku untuk masuk ke kehidupan kamu." lirih Giana, "aku pulang sendiri aja." tambahnya. Hendak membuka pintu, andai saja Radin tidak sigap menekan tombol central lock.
Gadis itu menoleh lagi, begitupun pria disebelahnya. Namun nampaknya Radin cukup lelah untuk berdebat dan akhirnya tak melakukan banyak hal selain menuruti kemauan Giana untuk segera pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ I Fix You in a Case // Jung Jaehyun
Fanfictionmencintai seseorang yang sudah pernah menikah? tidak masalah. ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ I Fix You in a Case © chojungjae, August 2020