Halo, pagi menjelang siang peachys!
Bagian kali ini agak panjang dan susah banget buat aku ngerangkainya hahaha
Aku cuma mau menggambarkan aja, ini loh hukum yang ada di negara kita..dari sudut pandang yang lebih 'halus' hehehe
Jadi mohon jangan terlalu dibawa serius, juga jangan membawa opini apapun yang ada dicerita ini ke kehidupan nyata
Inget sekali lagi, ini hanya fiksi!
Kritik sarannya boleh banget ya, karena aku bukan anak hukum, kriminolog ataupun detektif
🙏🙏🙏
Happy reading ^^🍭🍭🍭
16 september 2020
🍭🍭🍭
"om Radin. Om Radin baik. Om Radin baik."
Saat itu Soraya sedang duduk disebelah Tafira, pada ranjang pasien yang sama. Mengupas kulit jeruk sembari menemani gadis kecilnya sebelum tidur dan sesekali melihat kearah televisi yang menggantung pada dinding. Pemberitaan mengenai kasus suaminya masih terus berlangsung, bahkan beberapa ahli ikut diundang untuk menjadi pembicara di acara-acara tertentu.
Dengan cepat ditolehkannya kepala. Soraya tidak salah mendengar, karena Tafira terus menggumamkan kata yang sama berulang kali.
"mama, mama, om Radin, mama."
"om Radin? Fira kenal sama om Radin?" tanyanya, gadis kecil itu mengangguk.
Sejenak konsentrasinya teralihkan, Soraya meletakkan jeruk yang baru terbuka setengah itu pada tisu yang dibentang diatas pangkuan. Ditangkupnya wajah Tafira sambil mengangkat alis.
"emangnya..om Radin pernah kesini? Jenguk Fira?"
Tafira kembali mengangguk, "kue. Om Radin beli kue."
Kontan fokus manik kecokelatan itu tertuju pada kotak kue cokelat yang ada diatas meja. Sejak kemarin kue itu ada disana. Isinya sudah hampir habis, dan bahkan Soraya ikut menyantapnya. Ia tidak bertanya apapun, karena berpikir bahwa kue tersebut adalah hasil pembelian Mbak Sari.
Kembali dilihatnya sang anak, kemudian tanpa sadar jadi tersenyum sendiri. "om Radin bawa kue buat Tafira? Kemarin ya?" tanyanya, "ou sayanggg, kamu dijenguk om Radin?"
"mama, om Radin baik. Om Radin baik."
Sambil mengusap pipi puteri kesayangannya itu, Soraya mengangguk mengiyakan. Lalu tersenyum penuh arti. "iya, om Radin baik ya sama anak mama?" ulangnya. "Fira mau ketemu om Radin lagi gak?"
Tafira tidak menjawab, sulit baginya untuk berkomunikasi secara kontan.
"kalo mau main sama om Radin, Fira harus sembuh dulu. Nanti kalo udah sembuh, kan bisa pulang. Bobo di rumah. Terus main deh. Ya?"
"pulang, pulang."
"iya, pulang. Yuk sekarang bobo dulu. Sini, sayang.."
Usai membetulkan posisi, Soraya menarik selimut rumah sakit bergambar kartun yang sengaja disediakan khusus untuk pasien anak sampai menutupi sebagian tubuh Tafira. Lalu mendekapnya dari samping, sambil menyanyikan lagu pengantar tidur lembut seperti biasa. Selalu begitu. Karena jika terlewat karena lupa sekali saja, gadis kecil itu pasti akan langsung tantrum hebat.
Tak perlu lama mengatar Tafira untuk bermain dalam mimpinya yang indah. Usai memastikan bahwa sang anak sudah terlelap, Soraya turun dari ranjang pasien dan duduk ditempat lain.
Deru nafas yang terdengar berat mengisi ruangan nan senyap itu. Dalam sekejap perasaanya berbalik total. Dengan tangannya yang sedikit bergetar, Soraya mengambil sebuah buku catatan kecil dari dalam tas. Lalu membukanya penuh hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ I Fix You in a Case // Jung Jaehyun
Fanfictionmencintai seseorang yang sudah pernah menikah? tidak masalah. ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ I Fix You in a Case © chojungjae, August 2020