030

1K 201 73
                                    

17 september 2020

🍭🍭🍭

Akibat gagal untuk terpejam hampir semalaman penuh, hari ini Radin datang ke kampus tidak seperti biasanya. Kantung mata dan lingkar hitam yang kelihatan jelas terasa sangat mengganggu penampilan, membuatnya memilih untuk memakai kacamata demi menyiasati penampakannya yang seperti panda liar.

Begitu tiba di kampus, ia langsung menuju parkiran motor karena teman-temannya sedang berkumpul disana. Kemudian ikut bergabung selagi menunggu jam perkuliahan dimulai.

Radin menyalami tangan Sakha, Bari dan Zafran secara urut. Saling melempar senyum penuh arti ditengah hiruk pikuk warga universitas yang juga ada disekitarnya. Mereka kemudian memeluk satu sama lain bergantian.

"usaha lo gak sia-sia, Din." ucap Zafran pertama kali, "thank's ya, udah ngundang gue, Bari sama Sakha buat ikut kasus ini."

Sambil terkekeh pelan, ditepuknya punggung cowok berhidung mancung itu beberapa kali. "gue juga terima kasih sama lo semua, udah mau bantu sampe akhir." balasnya dengan kalimat yang mengandung arti serupa.

"asikkk, duduk brooo."

"pada nyampe jam berapa? Masih ada waktu sejam, btw." Radin melirik jam dipergelangan tangannya seraya mengambil posisi duduk diatas motor besar milik Sakha.

"belum lama." jawab Bari, "nih kan si kampret, ganggu gue molor aja." lanjutnya sambil melirik Zafran dengan sorot sebal. "gara-gara nonton film zombie yang Korea itu tuh, jadi tidur di kamar gue najis."

Yang ditatap sinis kontan membulatkan mata, sementara tawa Radin meledak mendengarnya.

"mending mah langsung tidur di kamar gue, ini ngoceh sampe pagi coba. Bangke emang. Ya udah gue mandi aja langsung jalan kesini, daripada geletak pala gue puyeng."

"ngomongin apaan lo pada?" Sakha bertanya iseng.

"biasa. Curhatin ceweknya."

"diem deh lo, Yeti." tegur langsung si empunya cerita. Tak tanggung-tanggung, Zafran bahkan mengumpamakan bahwa Bari adalah sesosok makhluk musim dingin yang disebut Yeti. Jelas karena tubuhnya kelewat besar. Lagi-lagi mengundang tawa dari dua orang lainnya.

"tau gak?" sementara itu, Bari sengaja memancing keributan.

"dih, dih."

"apa, apa?" Sakha semakin senang keisengannya ditimpali.

"terancam putus dia cuma gara-gara kemarin jemput ke rumah ceweknya pake sendal jepit, terus bokapnya ngeliat."

"YAHAHA!"

"bokap cewek lo ngira anaknya pacaran sama kenek bis kali." simpul Radin.

"ya gue kan baru bangun terus ditelpon suruh jemput. Boro-boro mikirin sendal, mandi aja kaga." bela Zafran sambil bersungut-sungut. "masa kejam amat si perkara sendal jepit doang gue mau ditalak."

"bukan perkara sendalnya sih gue rasa, tapi lo bau apek!" Bari gemas dan gagal menahan keinginan untuk mengolok teman satu kosnya itu. Dihadiahi pelototan galak dari tertuduh utama.

"gue sekep lo pake ketek!"

Dua orang beradu mulut, sementara dua lagi menikmati dengan tawa terbahak. Candaan seperti itu yang sangat dirindukan karena belakangan ini mereka sibuk dengan banyak urusan. Oh, soal aroma tubuh juga jangan khawatir. Pada kenyataannya, ke-empat laki-laki itu memang sangat wangi. Bahkan ketika dijalan saja, orang bisa langsung menebak siapa yang baru saja lewat.

"oh iya, kemarin gimana? Lo jadi ke makam?"

Radin menoleh sekilas kearah Bari, kemudian menghela nafas panjang. Sialnya, bukan hanya memori saat di pemakaman saja yang terlintas dalam kepala.

✔ I Fix You in a Case // Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang