Never feels really good for this country, tapi oke..aku coba update dan selesaikan cerita ini ya.
11 oktober 2020
🍭🍭🍭
Dengan fokus tertuju pada layar ipad yang berada dalam genggaman kedua tangannya, Soraya terlihat menikmati sore hari yang cerah itu. Sibuk dengan kegiatannya sendiri, walaupun bukan suatu hal yang mesti diprioritaskan. Karena sekarang sudah hidup sendirian, jadi tidak heran kalau ibu satu anak itu sering menghabiskan waktu di tempat lain sebelum benar-benar kembali ke apartemen.
Satu lagi, universitas tempatnya mengajar memang terletak di wilayah terbuka dan termasuk dalam jajaran kota dengan pusat perbelanjaan yang cukup banyak. Selain itu, disamping kanan dan kiri sepanjang jalan protokol juga terdapat beberapa spot kuliner yang cocok dikunjungi bagi para pecintanya. Tak terkecuali tempat ia berada sekarang.
Bersamaan dengan helaan nafas panjang yang dihembuskan pelan melalui mulut, Soraya meletakkan benda kotak itu diatas meja. Lalu mengangkat pandangan, dan terpaku pada satu titik. Kebetulan saat itu ada seorang perempuan muda yang berdiri tak jauh dari meja tempatnya duduk. Entah sejak kapan.
Soraya sempat mengangkat alis saat seseorang yang tidak dikenalnya itu melempar senyuman ramah. Sehingga mau tak mau membuatnya jadi ikut melakukan hal serupa.
"permisi, saya boleh duduk disini?"
Sambil terus menatap penuh selidik, Soraya lantas memutar otak. Ia mengedarkan pandangan sekilas, memastikan bahwa masih banyak bangku kosong yang bisa ditempati selain daripada mejanya ini. Seolah paham dengan cepat akan suatu hal yang mungkin terjadi, dosen cantik itu pun kembali menyunggingkan seulas senyum.
"silahkan." balasnya tak kalah ramah. Menimbulkan reaksi super menyenangkan dari si lawan bicara.
Usai menempati kursi yang ada dihadapan Soraya, ia meletakkan minuman yang dipesannya diatas meja. Lalu mengulurkan tangan lebih dulu untuk menyapa dan berkenalan lebih lanjut.
"halo, saya Giana."
Soraya tak langsung menyambut uluran tersebut, melainkan terdiam dengan fokus tertancap lurus kedepan. Hampir membuat gadis yang baru saja menyebutkan nama itu menarik kembali tangannya karena mengira tak akan mendapat respon.
"saya Soraya."
Dua wanita cantik itu menelisik satu sama lain. Dan Giana akui, ia sedikit iri melihat pesona mengesankan Soraya.
"saya pikir kamu mungkin punya alasan kenapa mau duduk disini," ujar Soraya tiba-tiba, langsung menembak ke sasaran utama tanpa basa-basi. "masih banyak kursi kosong kan?"
Sementara Giana terkejut. Tapi sebisa mungkin menutupinya dengan ekspresi tenang. Mungkin gelagatnya terlalu mudah dibaca, sehingga Soraya bisa mengetahui maksud kedatangannya hari ini. Terlanjur ketahuan, tak ada gunanya lagi bersembunyi.
"hampir setiap hari saya cari cara supaya bisa kenal sama ibu. Maaf kalau dipertemuan pertama ini terkesan konyol."
Ah, benar, batin Soraya. Jadi gadis itu yang dimaksud oleh Radin beberapa waktu lalu. Terlihat senyum dibibirnya kembali merekah. Paham dengan tujuan Giana mendatanginya, meskipun belum terjabarkan satu persatu.
"saya temen deketnya Radin, bu."
"ohh, oke. Ada apa, Giana?"
"saya mau kenal aja kok sama ibu. Boleh?"
"boleh,"
Keduanya kembali tersenyum ramah. Saling menjaga sikap. Terlebih, Giana menemui Soraya bukan untuk mengusir wanita yang dicintai kekasihnya itu agar pergi menjauh, begitu kasarnya. Tidak sama sekali. Justru Giana ingin berhubungan baik juga tanpa menambah buruk situasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ I Fix You in a Case // Jung Jaehyun
Fanfictionmencintai seseorang yang sudah pernah menikah? tidak masalah. ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ I Fix You in a Case © chojungjae, August 2020