26 oktober 2020
🍭🍭🍭
"sumpah, nih anak. Lo mau nikah gak ada overthinking-nya sama sekali ya? Dimana-mana orang mau nikah tuh kurus, ini makin berisi. Liat tuh kancing, mau lepas."
Radin menunduk, melihat kemeja putih yang dikenakannya sebagai baju kebesaran untuk hari yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya akan terjadi juga dalam hidup. Tak menghiraukan sama sekali ucapan Sakha yang mulai membahas soal bobot tubuh, cowok itu malah terlihat beberapa kali menarik nafas. Berusaha menghilangkan rasa gugup dengan berjalan bolak-balik, atau melakukan sesuatu.
Tak terkecuali workout. Radin sempat push up sebelum akhirnya ditegur oleh salah seorang dari pihak rias karena hampir menghancurkan kerapihan dari penampilannya yang sudah totalitas.
Di ruangan khusus untuk pengantin pria itu, Radin memang ditemani dengan para sahabat dan juga tim dari wedding organizer yang sukses merubahnya menjadi sosok pangeran tampan sekarang. Menunggu detik-detik menegangkan dalam hidup, sesaat sebelum dirinya mengikat seorang wanita yang dicintai dalam sebuah janji pernikahan sakral.
"Bar, boxing yuk."
Bari yang sedang berkutat dengan ponsel serta merta mengangkat pandangan. Dibalasnya ajakan Radin dengan mulut menganga.
"bocahnye gila kali ya?" gumam si jangkung, mengajak bicara dua orang lainnya.
"gue grogiii. Ayo dong."
"orang tuh mau nikah kalemmm, latihan ijab yang bener biar gak kaku. Ini malah ngajak tinju. Geregetan gue jadinya, pengen ninju beneran."
Sekali lagi Radin menarik nafas panjang dan dalam, kemudian menumpukan kepala pada dinding. Membuat tiga temannya tertawa diam-diam.
"ASTAGFIRULLAH, BU RAYA CANTIK BANGET!"
"MANA?!"
Kontan Sakha mengulum bibir, menahan tawa. Apalagi saat melihat Radin yang mendadak memutar balik tubuh sambil memasang ekspresi lucu. Bertanya-tanya dengan mata membulat, meskipun sejak tadi juga mengatakan bahwa jantungnya berdetak tidak karuan. Sementara itu, Zafran dan Bari sudah heboh ditempat.
"di ruangannya." balas laki-laki berwajah mirip kelinci itu. Otomatis menciptakan reaksi kesal dari pihak yang merasa dibohongi.
"kurang kerjaan lo ya?"
"ya lagian elo, tenang kenapa sih. Gak bisa diem banget daritadi bolak-balik kayak setrikaan. Puyeng gue liatnya." tambah Sakha.
"Bari sih, gue ajak boxing gak mau." cemberut Radin.
"yah anjir, masih ngotot mau boxing dia. Nangis bu Raya kalo liat calon suaminye begini." ganti Bari yang menyahut.
"lo mau boxing, pas keluar muka lo lecek, Din. Mohon maap nih, kalo bu Raya mendadak gak jadi mau dinikahin jangan salahin kita." sambar Zafran. "plis deh, Din. Buat hari iniii aja, jangan konyol. Kalo sampe nanti malu-maluin kayak dulu waktu masih kuliah, beneran gue mah langsung pulang aja naik ojek."
Celotehan Zafran tentu mengundang tawa dari orang-orang yang ada disekitar. Termasuk beberapa tim rias yang tidak tau apa-apa, hanya saja lucu mendengar percakapan mereka.
"gue udah gak kayak gitu ya!" bantahnya.
"amoso?" timpal Bari, bercanda.
"sumpah, Ya Allah. Saya terima nikah dan kawinnya.."
"HAHAHA!"
Disebuah ruang yang lain, khusus untuk mempelai wanita, Soraya duduk sendirian. Memandang wajah dua orang tercinta dalam figura kecil yang dulu sempat mendampingi hidupnya, meski hanya sementara. Beberapa waktu lalu, ia dan Radin sudah mengunjungi makam Nurish dan Tafira. Semakin kesini semakin sering datang, untuk berbagai hal dan maksud. Termasuk meminta izin untuk memulai hidup baru dengan orang yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ I Fix You in a Case // Jung Jaehyun
Fanfictionmencintai seseorang yang sudah pernah menikah? tidak masalah. ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ I Fix You in a Case © chojungjae, August 2020