25 agustus 2020
🍭🍭🍭
Dikarenakan saat itu orangtua Sakha sedang ada dinas luar kota, jadilah ia mengundang satu geng untuk menginap di rumahnya. Termasuk Radin yang datang membawa dua kantung belanja berisi makanan ringan dan minuman kaleng, hasil jarah di minimarket terdekat. Dan Bari, juga Zafran yang menenteng dua bungkus martabak dengan rasa berbeda. Rumah berantakan bak kapal pecah satu malam tidak masalah.Sementara si tuan rumah sedang adu tinju dengan Zafran melalui jagoan masing-masing didalam layar playstation, Radin dan Bari mengacak-acak dapur. Anggap saja rumah sendiri nampaknya sudah bukan lagi menjadi basa-basi bagi mereka, melainkan memang sebuah keharusan.
"gue liat-liat lo belum ada kemajuan sama gebetan, Bar. Emang pdkt dua bulan kurang?"
Dibukanya percakapan pertama kali oleh Radin. Sedikit memancing Bari, karena temannya itu paling jarang mencurahkan isi hati beserta keluh kesahnya kepada yang lain.
"ya pdkt lama kalo ternyata gak membuahkan hasil mau gimana?" Bari balas bertanya sambil membuka kaleng soda miliknya.
"kenapa bisa?"
"susah, Dinnn."
"susahnya?"
"pusing, slurrr. Dia yang lagi koas, gue yang mau meninggal rasanya. Chat jarang dibales, frekuensi ngobrol makin berkurang, boro-boro mau ketemu."
Mendengar itu, Radin otomatis menahan senyum. Bagaimanapun juga setiap orang memiliki cerita cinta masing-masing, bukan? Teruntuk tiga orang sahabat dekatnya itu memang tidak ada yang sama. Zafran adem ayem saja dengan pacarnya sejak dulu, Sakha yang paling menikmati status jomblo sampai sekarang, dan Bari si pengejar cinta tak terbalas.
"lo kan bisa jual tampang, kenapa sih harus sama cewek kedokteran itu?"
"wisss, sembarangan. Ada sesuatu yang pernah terjadi diantara gue dan dia, dan mungkin kita berdua juga gak akan pernah bisa ngelupain." jawab Bari mantap. Mengundang ekspresi jahil dari manusia didekatnya.
"asikkk. Apa tuh, man?" goda Radin. Namun bukan jawaban yang didapat, melainkan sebuah simbol jari tengah yang mengisyaratkan secara tidak langsung untuknya berhenti membahas masalah tersebut.
"kisah cinta lo sendiri gimana?" ganti Bari yang melemparkan pertanyaan dengan maksud serupa kepada Radin.
"gue? Gue rasa lo juga udah tau gimana kehidupan asmara gue tanpa harus dijelasin lagi, Bar." kekehnya. "soal bu Raya, gue masih gak yakin buat maju. Gak tega kalo cuma mau main-mainin perasaan perempuan, sementara dia aja mungkin susah payah buat move on dari pasangan lamanya."
"maksud looo? Lo percaya diri banget bisa milikin hatinya bu Raya, Din?"
"gue ganteng, kenapa gak percaya diri?"
"bah!"
"kenapa sih semua orang jadi bah boh bah boh mulu kalo gue ngomong? Brengsek."
Diiringi tawa geli dari Bari, Radin menggerutu sebal sembari mengupas kulit buah jeruk yang didapat dari atas meja makan super kasar. Setelah itu kembali melangkahkan kaki ke ruang tengah dan bergabung dengan dua orang lainnya.
Sampai disana Radin langsung menghempaskan diri keatas sofa panjang. Meraih bungkus keripik kentang rasa ayam bakar sambil menyaksikan Sakha dan Zafran bermain game. Begitupun Bari, yang juga datang tak lama setelahnya.
"Din, minjem handphone lo dong. Mau miscall punya gue keselip dimana ya.."
🍭🍭🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ I Fix You in a Case // Jung Jaehyun
Fanfictionmencintai seseorang yang sudah pernah menikah? tidak masalah. ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ I Fix You in a Case © chojungjae, August 2020