032

954 186 43
                                    

24 september 2020

🍭🍭🍭

"Radin oh Radin, mengapa kau senyum terus?"

"bagaimana Radin tak senyum, abis kecup bu Raya, abis kecup bu Rayaaa."

Bari yang baru menyanyikan sebait lirik lagu yang ia adaptasi dari serial kartun dua anak kembar berkepala plontos asal Malaysia—dengan super terkejut menolehkan kepala kearah Sakha yang juga menyambung nyanyiannya dengan kalimat rancu. Pria kurus dengan paras lucu itu kemudian mengendikkan bahu sambil memasang ekspresi menyebalkan. Seolah menjamin bahwa ucapannya akurat seratus persen.

Sama dengan Bari, Zafran yang saat itu sudah dalam posisi siap untuk tertidur otomatis terbelalak. Dengan keadaan terlentang dan satu tangan bertengger diatas dahi, laki-laki itu berusaha mencerna apa yang baru saja didengarnya.

Sementara Radin lantas memindahkan fokus dari layar ponsel yang ada ditangannya kearah Sakha. Kemudian menghela nafas sabar.

"apaan maksudnya, anjay? Kecup-kecup apaan?" Bari masih penasaran.

"bibir dong, apa lagi?" Sakha menjawab lantang. Membuat objek yang dibicarakan jadi tak tahan untuk tidak melemparkan bantal sofa yang ada disampingnya. "aw!"

"lambe turahhh!"

"BENERAN?!" Bari heboh.

Pun dengan Zafran yang tak ingin ketinggalan berita. Cowok itu beranjak, langsung duduk tak jauh dari tempat Bari dan Sakha saat ini, kemudian menepuk lapak kosong yang tersisa sambil meminta Radin untuk segera mendekat.

Omong-omong, malam itu mereka memang sedang menginap di tempat Sakha. Sudah tidak heran lagi karena itulah yang terjadi jika orangtua si pemilik rumah sedang keluar kota.

"ngapain sih? Mau main jelangkung lagi?" tanya si lesung pipi sambil memutar bola mata jengah.

"sini ayo main Truth or Dare." ucap Zafran tiba-tiba dan tanpa persetujuan. Lebih heran lagi, dua orang yang ada didekatnya dengan cepat mengangguk dan memberi dukungan penuh akan permainan yang baru saja diajukan tersebut. Jelas pasti ada sesuatu yang ingin dikorek.

"ah tau gue, lo pada mau ngerjain gue lagi kan? Gak mau. Gue gak mau dicuekin sampe dua bulan lagi kayak kemaren."

"nyerocos aje, buru sini. Kaga gue apa-apain lo."

Meskipun sambil mencibir, namun akhirnya Radin bangkit juga. Berpindah tempat dan mengisi kekosongan yang ada diantara mereka. Langsung direspon dengan semangat oleh tiga orang lain yang sudah menunggu sejak tadi.

Zafran mengedarkan pandangan sesaat, mencari sesuatu yang bisa digunakan dalam permainan tersebut. Senyumnya mengembang tatkala mendapati sebuah pulpen tergeletak diatas meja. Usai meraihnya, diletakkan benda itu ditengah-tengah lingkaran duduk mereka.

"ini bukan Radin doang ya, pokoknya kita fair-fairan aja sekarang." jelas Zafran.

"fair apaan, dasar aja lo semua kepo orangnya kampret." sanggah Radin sambil menoyor kepala salah satu temannya itu super sebal. Yang hanya disambut dengan tawa renyah oleh si korban. "lo kan tadi udah merem, cuy. Kok melek lagi sih?"

"hehehe, ilang ngantuknya. Ya udah oke ya? Gue puter nih."

Dilihatnya Bari dan Sakha mengangguk setuju, maka dari itu Zafran mulai memutar pulpen yang dipegangnya. Mereka semua terdiam, menunggu sampai benda kecil itu berhenti bergerak.

Pertama, ujung alat tulis yang sengaja dibuka itu mengarah pada Bari. Tanpa menyepakati apapun sebelumnya, Sakha yang mengajukan pertanyaan lebih dulu. Meminta pria dengan postur paling besar diantara yang lain itu untuk memilih antara jujur atau berani. Lalu Bari mengambil opsi yang pertama.

✔ I Fix You in a Case // Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang