Jadi....
Tim happy ending atau sad ending nih?
_(:з」∠)_4 oktober 2020
🍭🍭🍭
Duduk berdampingan dengan jarak yang tak begitu jauh, dua manusia itu saling adu kekuatan, siapa yang paling betah berkutat dengan sepi. Mereka masih ada didepan kamar, karena memang tidak ada satupun yang mempersiapkan soal pertemuan mendadak ini. Radin melirik, melihat bagaimana wanita disebelahnya menautkan jemari secara gugup. Menambah kesan canggung yang terbentuk berkat dorongan bumi akibat lama tak bersua.
"harus mulai dari mana saya sekarang?"
Terdengar helaan nafas panjang berderu. Soraya menoleh ke samping, tersenyum tipis saat netranya bertemu pandang dengan milik sang mahasiswa.
"kamu pasti kaget waktu itu."
"kaget, banget." sambar Radin sambil mengangguk beberapa kali, "saya langsung berpikir, saya langsung introspeksi diri, dimana letak kesalahan yang saya perbuat, apa yang pernah saya ucap dan mungkin tanpa sengaja menyinggung ibu, sampe-sampe ibu pergi gitu aja."
"kamu gak salah,"
"lalu? Kenapa ibu tinggalin saya?"
Soraya terdiam sejenak, berusaha menguasai diri agar tidak terbawa oleh suasana hati yang sudah mendung sejak awal. Jujur, ketika diminta untuk menjadi dosen penguji secara mendadak pun membuatnya lumayan kelimpungan. Apalagi dari sekian banyak nama mahasiswa yang sidang, salah satunya adalah Radin. Tapi bagaimana pun juga, ia tetap harus bersikap profesional.
"ibu pergi kemana?" tanya Radin lagi.
"saya gak kemana-mana kok, saya cuma ke Jogja." jawabnya tenang, lalu kembali menyunggingkan senyum samar.
Cuma ke Jogja..
"saya memang sempat istirahat sejenak dari pekerjaan saya," lanjut wanita cantik itu, "saya gak mau maksa kamu untuk memahami bagaimana kondisi saya waktu itu, Radin. Tapi—"
"kehilangan adalah takdir yang gak bisa dimaafkan." potong Radin, membuat Soraya langsung bungkam. "sekarang saya tau bagaimana rasanya kehilangan secara tiba-tiba, berkat ibu."
Benar-benar sakit hati Soraya mendengar kalimat itu meluncur bebas dari mulut laki-laki didekatnya. Terlalu sakit karena semua terjadi juga atas kemauan dirinya sendiri. Ia yang terlalu egois saat itu, ia yang selalu menyangkal secara diam-diam perasaan cinta dihatinya. Lalu memilih jalan yang sama sekali tidak bijak.
"saya mengasingkan diri tinggal di Jogja selama satu tahun, supaya bisa sembuh dari semua kejadian buruk yang pernah menimpa saya waktu itu. Batin saya tertekan, Radin. Jiwa saya hancur."
Melihat wanita yang dicintainya begitu menderita, Radin jadi ikut terbawa perasaan. Ia menunduk sejenak, menarik nafas dalam-dalam untuk mengisi paru-parunya yang terasa hampa. Baiklah, mungkin ditinggal suami dan anak untuk selamanya tidak sebanding dengan apa yang ia rasakan sekarang. Bagaimana pun juga, Soraya pasti lebih terpuruk.
"harusnya saya ada disana. Harusnya saya ada disamping ibu saat ibu merasa sulit." lirih cowok itu.
"saya gak mau, apa yang saya alami jadi mempersulit kamu juga. Mungkin kedengarannya gak seperti itu, yang ada saya hanya kelihatan egois. Maaf, Radin."
Kembali hening menyergap. Keduanya lagi-lagi membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa ada yang berucap. Sama-sama memandang lurus ke depan, seolah tembok polos yang ada disana bisa menghibur suasana hati kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ I Fix You in a Case // Jung Jaehyun
Fanfictionmencintai seseorang yang sudah pernah menikah? tidak masalah. ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ I Fix You in a Case © chojungjae, August 2020