28 agustus 2020
🍭🍭🍭
"CCTV gue yakin banyak, gak cuma disitu doang, Din."
Kepala Radin menyembul dari air karena memang saat ini dirinya sedang berenang di kolam renang milik keluarga yang terletak dibelakang rumah. Sementara tiga orang lainnya duduk pada kursi panjang berbahan kayu mengelilingi meja payung dibagian tengahnya. Mereka semua hanya mengenakan kaos tanpa lengan dan celana pendek berbahan jersey, dengan kondisi sama-sama basah. Terkecuali Radin.
Ponsel Radin dalam posisi menyala, memutar audio yang dihasilkan dari rekaman pada hari dimana ia mengunjungi tempat kejadian untuk pertama kali. Bersama dengan saksi yang juga pemilik warung dekat ruko ATM.
"Mas Arian juga bilang, dari kepolisian udah ngumpulin semua CCTV yang ada didekat lokasi. Minimal seratus meter dari titik kejadian." timpalnya menambahkan ucapan Sakha.
Laki-laki berlesung pipi itu kemudian memanjat dan naik, meraih handuk dari kursi lainnya untuk mengeringkan rambut. Ia berdiri tepat diantara yang lain, menumpu satu tangan diatas meja, lalu memandang Sakha, Bari dan Zafran bergantian.
"terus sekarang gimana?"
"gue bingung." masih Sakha bersuara.
Mereka terdiam cukup lama dengan mata saling menatap. Memikirkan langkah apa yang harus diambil tanpa membuat kerugian untuk pihak lain.
"nanti gue minta bukti-buktinya ke Mas Arian deh."
"Mas Arian seriusan nanganin kasus ini, Din?" Bari bertanya, dijawab dengan anggukan singkat.
"kudu ke kantor lah, polisi juga gak mau main kasih-kasih aja hasil penemuan mereka tanpa ada wujud yang minta."
"bener juga lo." Radin menyetujui kemudian memberikan sebuah isyarat berupa kepalan tangan yang langsung disambut hal serupa oleh Zafran. "jadi, siapa yang mau ikut gue ke polda?"
"gue deh." Sakha menawarkan diri.
"oke, Sakha ikut gue. Sisanya, balik ke TKP buat analisis tempat."
"oke, kalo gitu gue sama Bari." ucap Zafran menambah kesepakatan, "besok kita gak ada kuliah pagi, gimana?"
"setuju."
"tunggu," Bari meralat, "kita ilegal, man. Lo semua gak lupa kan? Kita gak punya surat izin dari universitas buat kegiatan ini."
Benar kata Bari, tidak ada surat keterangan apapun dari institusi asal mereka yang mengizinkan untuk mengikuti aksi relawan ini. Semuanya atas tindak-tanduk sendiri, bukan perkelompok.
"gue pikir lo semua juga tau, itu adalah alasan kenapa gue cuma minta kita berempat yang jalan." Radin menjawab. Diikuti helaan nafas berat dari yang lain.
Mereka terdiam lagi selama beberapa detik, sibuk menahan pikiran yang mulai bercabang. Hingga akhirnya salah satu membuyarkan konsentrasi dengan menepuk tangan keras-keras. Bangkit dari posisi dan berlalu kedalam rumah lebih dulu, lebih tepatnya kamar Radin. Dengan maksud bersih-bersih setelah berenang.
Penyusunan strategi awal telah berhasil diselesaikan. Esok harinya, mereka memecah menjadi dua kelompok untuk pergi ke lokasi yang berbeda. Jam menunjukkan masih pukul delapan pagi, namun Radin dan Sakha sudah bercokol pada salah satu ruangan yang ada di Divisi Humas kantor polisi daerah setempat sejak tiga puluh menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ I Fix You in a Case // Jung Jaehyun
Fanfictionmencintai seseorang yang sudah pernah menikah? tidak masalah. ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ I Fix You in a Case © chojungjae, August 2020