004

1.6K 279 43
                                    

18 agustus 2020

🍭🍭🍭

Akibat pertemuan yang tidak disengaja, berakhirlah mereka pada sebuah meja berbentuk persegi panjang dengan berbagai hidangan berbahan dasar ayam diatasnya. Soraya yang mengajak Radin untuk makan bersama di resto ayam yang terletak dilantai dasar supermarket ini. Entah ada dorongan dari setan jenis apa sehingga dosen muda itu berani menahan mahasiswanya yang setampan artis Korea untuk duduk dalam satu meja yang sama.

Canggung, bukan main. Tangan Radin sejak tadi gatal ingin mencoba semua makanan, namun ia urungkan niatnya itu sedalam mungkin. Pertama, tidak etis mendahului orang yang lebih tua darinya. Kedua, hubungan mereka hanya berstatus sebagai pengajar dan anak didik. Lagi pula rasa lapar yang sejak tadi mengganggu perutnya mendadak hilang entah kemana.

"makan duluan aja gak apa-apa, saya masih nunggu anak saya."

Ucapan Soraya sukses membuat mahasiswanya itu langsung membeku ditempat. Radin terdiam, jelas membisu. Bertanya-tanya pada dirinya sendiri sambil memastikan bahwa kedua telinganya masih berfungsi dengan baik dan tidak terjadi acara salah dengar.

Tanpa mengindahkan tatapan Radin yang masih kebingungan bukan kepalang, Soraya beralih pada anak kecil yang duduk disebelah cowok itu. Ia tersenyum manis kemudian.

"hei, nama kamu siapa?" tanyanya ramah.

"Arga," jawabnya malu-malu.

"udah sekolah ya? Kelas berapa sekolahnya?"

Setelah itu Arga hanya menunduk dan mengangguk polos. Kebiasaan yang dilakukan oleh anak kecil ketika bertemu dengan orang baru. Malu-malu menyebalkan. Untung imut.

"TK B, tante. Gitu dong jawabnya." sang paman menyahut sambil mencubit pipi keponakannya gemas.

Melihat interaksi tersebut, Soraya jadi terkekeh pelan. Radin di supermarket, dengan Radin di kampus terasa sangat berbeda menurut sudut pandangnya. Padahal masih dengan orang yang sama. Disatu sisi ia gemar membuat keributan, sementara satu lagi kelihatan sekali kalem dan sedikit menjaga imej.

Baru saja akan dibukanya mulut untuk menimpali, seseorang datang menghampiri meja mereka bersama dengan gadis kecil yang menggenggam tangannya.

"maaf lama, bu. Tafira main di taman gak mau udahan."

Soraya langsung membalas ucapan Mbak Sari dengan senyum penuh pengertian. Ia kemudian mengusap pipi Tafira sekilas, lalu mengangkat tubuh si gadis mungil untuk segera duduk bersamanya.

"duduk, Mbak. Saya udah pesenin makanan." ucapnya.

Mbak Sari mengangguk dan tersenyum canggung sambil melihat kearah Radin. Dibalas sama kikuknya oleh cowok itu. Bisa dipastikan bahwa satu sama lain bertanya-tanya dalam hati, mengenai siapa anda, siapa saya, dan mengapa kita bisa ada disini dan kumpul dalam satu meja yang sama.

Setelah menyadari atmosfer disekitarnya cukup aneh, Soraya pun bergumam sejenak. Seolah dapat membaca apapun yang terlintas pada pikiran mereka masing-masing.

"ini Mbak Sari, yang ngasuh anak saya." ucap Soraya, memperkenalkan baby sitter yang sudah bekerja padanya kurang lebih satu tahun ini. "Mbak, ini Radin. Mahasiswa saya."

Tanpa berpikir panjang lagi, Radin langsung beranjak sesaat untuk menyalami tangan Mbak Sari. Ia tidak pernah merasa harus membeda-bedakan derajat seseorang, maka dari itu bersikap sopan dan santun terhadap siapapun yang berusia diatasnya adalah kewajiban. Dibalas hal yang serupa oleh Mbak Sari, karenanya mereka bisa bersikap lebih santai sekarang.

✔ I Fix You in a Case // Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang