Bagian 4

2.7K 120 0
                                    

Hari itu telah berlalu, hari dimana Gus Ashfa memintaku untuk meninggalkan rumahnya. Dan aku masih belum pergi dari rumah itu. Bukan karena aku menolak permintaan Gus Ashfa, tetapi karena aku masih mengumpulkan kekuatan untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada kedua orang tuaku tanpa harus membuat kedua belah pihak keluarga ada yang merasa terluka.

Setelah jamaah sholat ashar, seperti biasa aku membantu Ning Azna menyiapkan hidangan untuk makan malam. Kiayi Masykur sangat menyukai masakan Ning Azna, jadi itulah yang membuat Ning Azna lebih sering di dapur dari pada Ning Khilma, karena selain itu Ning Khilma diberi tanggung jawab untuk mengajar santri putri jauh lebih banyak dari pada Ning Azna.

Sore itu saat aku membantu seorang abdi ndalem mengupas sayuran. "Hubby antarkan wedang jahe ini ke kamar Ummi ya!" Pinta Ning Azna padaku.

"Enggih Ning." Jawabku dalam bahasa Jawa halus yang artinya adalah "iya".

Segera aku ambil gelas yang berisi wedang jahe tersebut dan mengantarkannya menuju kamar Ummi Arifah. Setelah sampai di depan pintu kamar, lagi-lagi tanpa sengaja aku mendengar percakapan Gus Ashfa dengan Ummi Arifah.

"Ummi sudah bilang pada Abahmu, dia tetap dengan keputusannya, kamu harus menikah dengan Hubby." Suara Ummi Arifah dari dalam kamarnya itu sangat nyaring terdengar di telingaku. "Ummi juga lebih setuju kamu menikah dengan Hubby. Dia gadis yang cantik, baik, taat beribadah, dan yang terpenting dia pandai mengaji, bisa mendoakan kamu, mendoakan Ummi dan Abahmu, karena yang terpenting di dunia adalah istri yang Sholihah nak, dan menantu yang sholilah, yang bisa mendoakan keluarga untuk hidup bersama di syurga."  Lanjut Ummi.

"Ummi kenali Aliya dulu! Dia gadis yang baik Ummi, dia dari keluarga baik-baik, dia juga sangat pintar dan cerdas, saat ini dia memang belum berhijab, tapi InsyaAllah sebentar lagi dia akan berhijrah." Jawab Gus Ashfa. "Jika Ummi mengenalnya, kemudian Ummi menjadi guru buat dia, dan dia bisa lebih faham agama, InsyaAllah dia juga akan membawa Ummi ke syurga, karena ilmu yang Ummi berikan padanya bermanfaat." Lanjut Gus Ashfa. "Ummi Ashfa mohon! Ashfa sangat mencintai Alya. Kenali dia dulu Ummi, setelah itu baru Ummi boleh putuskan dia gadis yang baik atau tidak buat Ashfa!" Pinta Gus Ashfa pada Umminya.

"Ummi tidak mau bertemu dengan dia. Ummi tetap memilih Hubby untuk jadi menantu Ummi." Jawab Ummi tegas. "Ummi yakin kamu adalah anak yang Sholeh, taat kepada Allah dan cinta kepada Rosulnya, serta berbakti kepada orang tua, jadi Ummi yakin kamu tidak akan pernah mengecewakan Abah dan Ummimu nak!!" Lanjut Ummi dengan suara datar dan lirih.

"Kreeek!" Ku lihat Gus Ashfa membuka pintu kamar Ummi Arifah. Sepertinya setelah mendengar jawaban Umminya dia memutuskan untuk meninggalkan kamar itu. Terlihat sejuta kekecewaan di raut wajah dan binar matanya saat dia melewatiku dan melihat ke arahku yang saat itu berdiri di depan pintu kamar Umminya.

Langkahnya seolah membawa berjuta luka hati yang mendalam, dia hanya melewatiku tanpa sepatah kata, dan jujur aku sangat merasa bersalah dengan kekecewaan yang dia alami saat ini.

Aku masih berdiri di depan kamar Umminya, sengaja aku tidak segera masuk untuk mengantarkan wedang jahe itu, karena aku tidak ingin memperkeruh suasana dan membuat Ummi Arifah berfikir kalau aku mendengarkan pembicaraannya. Dan setelah beberapa menit kemudian baru aku masuk ke dalam kamar itu untuk mengantarkan wedang jahe tersebut.

Bersambung

Hubbyna "Menanti Cinta"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang