Semakin hari, kesehatan Hubby semakin membaik. Melihat kondisinya yang sudah pulih, diwaktu senggang aku ajak dia berkunjung ke rumah orang tuanya untuk sowan dan berbagi bahagia, serta meminta doa agar keluarga kecil kami selalu dilimpahkan kebahagiaan oleh sang pencipta.
Selain mengajaknya sowan kepada Abah dan Umminya, aku pun mengajak Hubby untuk sowan kepada orang tuaku, dan kakak-kakakku, agar mereka pun memberi doa restu pada keluarga kecil kami.
Melihat kesehatan Hubby yang sudah pulih, aku kembali mengatur jadwal kerjaku, biasanya hanya dua minggu sekali aku ke klinik pesantren, saat ini aku mulai mengatur jadwalku untuk dua kali dalam satu minggu melakukan praktek di klinik pesantren. Ya, aku mulai melakukan aktivitasku seperti sedia kala, dan meski demikian aku tetap meluangkan waktuku untuk selalu memperhatikan Hubbyna agar keluarga kecil kami tetap bahagia.
Waktu terus berlalu, hari terus berganti, tak terasa sudah enam bulan aku dan Hubby melewati hari selepas dia terbelenggu dari kelumpuhannya. Dan malam ini ketika aku hendak berangkat ke klinik pesantren.
"Kata Ning Azna Ummi kemarin sakit Gus, boleh ya aku ikut ke pesantren!" Kata Hubby.
"Iya." Sahutku. Aku tahu Hubby sangat mencintai Ummiku, mungkin karena mendengar Ummiku sedang sakit, dia ingin sekali ikut denganku untuk menjenguknya.
Sesampai di rumah Ummi, ku lihat Hubby langsung sungkem kepada beliau, dipijitinya kaki Ummiku yang saat itu sedang berbaring di ranjang tidurnya.
"Ummi cepet di kasih cucu ya Ndok! Ummi takut nggak kebagian nimang anakmu!" Kata Ummiku di sela-sela menikmati pijitan Hubby.
"InsyaAllah!" Sahutku yang juga ikut mendengar keinginan Ummiku itu.
"Iya, InsyaAllah Ummi!" Tambah Hubby kemudia.
Ku tinggalkan Hubby yang saat itu memijiti kaki Ummiku, karena aku harus ke klinik untuk melayani pasien yang sudah dari tadi ba'da magrib antri menunggu kedatanganku.
Setelah praktekku selesai segera aku mengajak Hubby untuk pulang, karena aku ingin segera beristirahat di rumah.
"Gus Ashfa! Kenapa aku belum hamil juga ya? Bukankah sudah enam bulan kita bersama?" Kata Hubby membuyarkan kantukku.
"Sabar! InsyaAllah segera!" Sahutku.
"Tapi aku ingin segera hamil Gus!" Katanya. "Apa kita periksa ke dokter saja ya Gus, kita ikut program hamil, agar aku bisa segera hamil!" Ku pandang wajah Hubby yang saat itu terlihat cemas dengan keinginannya untuk segera mendapatkan momongan.
"Iya." Sahutku kemudian mengiyakan keinginannya, dengan harapan rasa cemasnya akan berkurang.
Keesokan harinya aku meluangkan waktuku untuk memenuhi keinginan Hubby periksa pada dokter kandungan. Bagiku sebenarnya ini adalah hal yang wajar ketika masih enam bulan melakukan hubungan dan Hubby belum hamil, tapi karena kemauan Hubby yang ingin mengikuti program hamil di dokter kandungan akhirnya aku pun menuruti keinginannya.
Aku mengajak Hubby untuk periksa di klinik dokter kandungan yang terbaik di kota ini, dan saat ini aku mulai menemani Hubby periksa pada dokter kandungan yang telah aku pilihkan.
"Aku ke kamar mandi dulu ya!" Pamit Hubby padaku saat dia baru turun dari bed tempat dokter melakukan pemeriksaan dan USG padanya.
"Kamar mandinya lurus, kemudian belok kiri ya!" Kata dokter Gunawan, dokter kandungan yang baru saja memeriksa Hubby, memberi tahukan letak kamar mandi yang ada di luar ruangan ini.
Dan setelah itu ku lihat Hubby bergegas keluar dari ruangan ini.
"Ada keluhan apa dari istrinya dok?" Tanya dokter Gunawan kemudian padaku.
"Sepertinya tidak pernah mengeluh apa-apa dok, hanya saja dia ingin segera hamil." Jawabku.
Kemudian dokter Gunawan menunjukkan foto hasil USG istriku. "Ada kista yang tumbuh di ovarium istri anda, ukurannya kurang lebih 5 senti, saran saya lebih baik kita lakukan pembedahan." Ungkap dokter Gunawan yang seketika mengejutkanku. "Alhamdulillah bisa dideteksi lebih awal, jadi bisa segera ditangani." Terusnya. "Setelah dilakukan pembedahan, baru nanti kita akan lanjutkan program hamil, karena sejatinya kista ini tidak berbahaya, dan InsyaAllah tidak akan mempengaruhi program hamil istrimu." Lanjutnya.
"Iya, nanti saya akan bicarakan semuanya dengan istri saya dokter!" Jawabku.
"Dokter Ashfa tidak perlu cemas, bukankah dokter juga tahu kalau kista tidak mempengaruhi kesuburan seorang wanita, mumpung kista itu belum membesar dan belum menyebar harus segera kita tangani." Ujar dokter senior itu sambil menepuk pundakku.
"Iya dok, terimakasih banyak atas sarannya! Saya akan segera hubungi dokter setelah istri saya siap untuk di operasi." Jawabku kemudian. Setelah berjabat tangan dan berpamitan dengannya segera aku keluar dari ruang itu.
"Gus Ashfa! Kenapa sudah keluar?" Tanya Hubby padaku saat aku baru saja keluar dari ruangan itu.
"Iya sudah selesai!" Sahutku.
"Oooo... Apa kata dokter?" Tanyanya, "maaf tadi aku sakit perut." Lanjunya.
Aku mengangguk seraya menggandeng tangan istriku dan mengajaknya beranjak dari tempat itu.
Aku tahu, sebenarnya operasi kista tidak terlalu mengganggu kesuburan dan peluang Hubby untuk hamil, apalagi jika operasi ini hanya mengangkat kista tanpa menggangu kedua ovariumnya. Namun entah kenapa rasanya sulit bagiku untuk mengungkapkan semua itu kepada Hubby, aku takut dia akan sedih mendengar hasil USG yang dikatakan oleh dokter, sungguh hatiku begitu dilema untuk mengatakannya, dia baru enam bulan yang lalu terbebas dari belenggu kelumpuhannya, dan kini harus menerima kenyataan bahwa di ovariumnya tumbuh kista yang harus segera diangkat.
"Dokter! Kenapa dokter dari tadi diam?" Tanya Hubby padaku saat kita perjalanan pulang di dalam mobil.
"Mmm... Aku capek!" Kataku dengan tersenyum seraya menyentuh pipinya.
Sungguh sebenarnya diamku ini karena aku bingung, aku berusaha memikirkan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan semuanya pada Hubby tanpa membuatnya bersedih, karena jujur aku tak sanggup melihat air matanya terjatuh lagi.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubbyna "Menanti Cinta"
General FictionSebuah kisah perjodohan antara seorang dokter muda dengan seorang mahasiswi yang menempuh pendidikan di sebuah pesantren milik keluarga sang dokter. Perjodohan ini sangatlah tidak diinginkan oleh sang dokter, karena sang dokter telah memiliki kekasi...