25.

3.8K 163 2
                                    

"IZIN KAN AKU PULANG! "Teriak adinda sedikit membentak.

"Oh. Kamu ingin pulang karena kamu merasa bersalah kan? Tanya rafka membuat emosi nya memuncak.

"Aku ingin pergi, bukan karena aku merasa bersalah. Aku pergi karena aku kecewa dengan apa yang kamu lakukan! Kamu menuduhku tanpa bukti! "Ucap adinda menatap rafka lekat.

"Dan kamu. Kamu laki laki pertama yang berani menamparku."jeda dua detik.

Rafka melihat kunci mobil yang di pegang adinda. Dengan cepat rafka mengambil kunci itu.

"Kamu ga bisa pergi. Karena kunci nya sudah di tanganku.! Tegas rafka.

"Kamu lebih mempercayai mantan kekasih kamu di banding aku istrimu mas! Dan apa kamu dan agnia tidak putus? Kalian masih menjalan hubungan hah? Tanya adinda..

"Karena aku lebih tau agnia.aku sudah kenal.bukan karena aku sudah tidak ada apa apa dengan agnia.aku bisa menuduh dia sembarangan"jawab rafka.

Membuat hati adinda semakin sakit."aku tau,yaa seharusnya aku sadar pada dasarnya aku di satukan denganmu bukan karena takdir tapi karena paksaan"balas adinda.

Adinda menghembuskan nafas dan ia langsung saja pergi menuruni anak tangga.

"Dinda tunggu! Teriak rafka yang di abaikan adinda.

Adinda segera menaiki taxi. Tidak peduli dengan rafka yang mengejar nya. Tanpa adinda sadar, ia melupakan koper nya, yang tertinggal di rumah nya.

"Mas berhenti di depan sana. "Pinta adinda menunjuk sebuah taman.

"Maafkan aku mas, aku butuh ketenangan saat ini. "Batin adinda.

Adinda membuka ponsel nya. Dan langsung menghubungi sahabat nya ridho. Untung saja ridho belum kembali ke jakarta, semalam ia menginap di hotel.

"Rid. Aku tunggu di taman biasa kita bertemu. ".

"Baiklah tuan putri."

"Oke. "

Adinda sudah sampai di sebuah taman. Ia melihat ridho sudah tengah duduk di kursi yang ada di sana.

Ridho melihat wajah adinda yang berbada. Wajah nya terlihat sembab. "Kamu kenapa? Tanya ridho.

"Aku kangen bunda dan ayah. Aku ingin bertemu mereka. "Jawab adinda.

"Bukan karena hal lain? Tanya ridho.

Adinda hanya menggeleng.

"Yasudah. Sekarang kita ke jakarta."ujar ridho di angguki adinda.

-dalam perjalanan-

Baru kali ini adinda tidak mengeluarkaan suara. Biasanya adinda selalu cerewet jika jalan dengan sahabat nya.

"Din kamu kenapa si? Tanya ridho. Ia yakin ada yang adinda sembunyikan dari nya.

"Rid! Aku ngantuk. "

Adinda langsung memejamkan matanya. Malas membahas masalah ini. Sedangkah ridho ia mencari cara agar mood adinda kembali.

"Kalau aku ajak dia hiking? Mau ga ya? Tanya ridho pada diri nya sendiri.

"Aku coba deh. Ngomong besok pagi. "Jeda dua detik.

Adinda sudah sampai di depan rumah nya. Di kawasan bintaro. Ridho melihat wajah damai adinda yang masih terlalap tidur.

"Mang seblak. "Teriak ridho membuat mata adinda terbuka lebar.

"Mana? Seblak? Tanya adinda sambil melihat ke arah kiri dan kanan.
"Di bandung! Jawab ridho sambil melotot.

"Ihh kamu tuh ya. Nyebelin."ketus adinda.

Surga yang Di RindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang