43

4.1K 169 1
                                    

Pranggggg.....

Rafka melempar fash bunga sembarangan. Ia sudah lelah mencari adinda. Sudah tiga minggu adinda tidak di temukan..

Brugggg

Rafka juga memukul cermin rias, hingga tangannya mengeluarkan darah. "Dinda kamu di mana?!

"Kamu di mana sayangg? Kamu di manaa"tanya rafka pada dirinya sendiri. Nafah yang terengah enggah.

Darah yang keluar banyak darah. Rafka kesakit? Tidak diri nya tidak merasa sakit.ia lebih merasa sakit atas kepergian adinda.

Rafka mengambil foto adinda. Menatap nya dengan tatapan nanar. "Andai kamu tau din. Aku nyesel! Aku nyesel dengan apa yang aku lakukan"

"Aku mohon kamu pulang. Aku janji ga akan ulangi kesalahanku lagi din"

Sedangkan adinda ia sedang dalam pesawat menuju nusa tengga timur. Adinda menatap awan awan dengan tatapan kosong.

"Aku rindu bunda, aku rindu ayah dan aku juga rindu kamu mas"ucap nya.

Adinda membuka cincin nikah nya dan menatap cincin itu penuh kebencian.

"Beri tahu aku bagaimana cara untuk membencimu rafka"

Satu jam kemudian adinda sudah sampai di bandara. Adinda membawa tas juga koper kecil nya.

"Din tunggu! Tahan ridho.

"Apa?

"Kamu beneran mau di sini? Tanya ridho.

Adinda mengangguk.

"Baik baik di sini. Maaf din aku tidak bisa menemani mu, jangan lupa makan, jangan lupa kabarin aku"ujar ridho.

Adinda tersenyum sebagai jawaban.

"Baik. Dan aku mau kamu ga boleh kasih tau bunda atau ayah"pinta adinda.

"Kalau m---"belum sempat ridho membantah adinda langsung memotong nya. "Aku ga mau mereka tau aku ada di sini ridho! Tegas adinda dengan menaik turun kan dadanya.

"Kamu faham?hah!? Kalau kamu bilang aku ga mau bicara lagi sama kamu! Aku ga mau ketemu kamu lagi"lanjut nya sudah mulai marah.

Dengan mendengar hal itu ridho mengangguk. Dia tidak mau itu terjadi.

"Baik. Kalau itu mau mu"

Adinda mengangguk.

"Yasudah aku harus pergi"adinda langsung melangkahkan kaki nya, pergi meninggalkan ridho.

Ia tidak mau terus bersama ridho. Adinda butuh waktu untuk sendiri

Adinda pergi ke sebuah hottel ia akan menginap beberapa hari di sini. Ia juga menonaktifkan ponsel nya.

-dalam kamar hotet-

Adinda langsung membaringkan tubun nya di atas kasur. Sambil menatap langit langit kamar hotel nya.

"Mas. Bagaimana ini anak kita belum di temukan? Tanya delvia.

"Bun. Ayah juga pusing ayah sudah mencarinya kemana mana dinda tidak ada. Ayah sudah mencoba menelfon nya dan ponsel nya tidak aktif"

Delvia menjatuh kan tubuh nya di shofa lemas. "Bunda hiks hiks ga mau hiks kehilangan untuk kedua kalinya. Bunda ga mau merasakan sakit nya di tinggal seorang anak. Dulu adito dan sekarang bunda ga mau kehilangam adinda"

Andra langsung membawa delvia ke dalam pelukannya. "Ayah janji. Itu tidak akan terjadi bun. Dinda mana mungkin ninggalin kita, dia hanya butuh waktu untuk sendiri.

Surga yang Di RindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang