"Maaf? Kamu bilang maaf? Tanya adinda dengan nada yang begetar.
"Ini salah saya"ucap pria itu.
Adinda menggeleng pelan. Lo gak salah hiks dinda yang salah"balas adinda.
Pria itu langsung memeluk adinda erat. "Ini salah gue din, kalau aja gue ga ninggalin kamu tadi, kalau aja aku ga nurut untuk balik duluan kamu ga bakalan kayak gini. "Ucap pria itu adalah ridho.
"Ini salah gue. Gue tau lo marah sama gue kan? Lanjut ridho.
Adinda menutup matanya. "Hiks ini salah gue yang terlalu egois. "Ucap adinda seraya melepas pelukan ridho.
Ridho memegang tangan adinda. "Hukum gue yang buat lo nangis. Apapun itu"ujar ridho dengan bola mata coklat nya,yang menatap adinda lekat.
Adinda tersenyum hambar. "Hukuman nya... Adalah lo bayarin makanan yang gue mau sekarang"pinta adinda .ridho mengangguk.
Mereka sampai di resto terdekat. Ridho menjadi basah kuyup.
"Tuh kan rid. Jadi lo juga ikut basah kan! Bawa payung malah di tinggal"ketus adinda.
"Nda. Kita kan sahabat .dan sahabat harus solid. Masa lo basah kuyup, gue enggak. Ga asik dong"jawab ridho.
Adinda hanya tersenyum.
"Yaduan nda mau pesan apa? Tanya ridho.
"Nda"panggil ridho yang melihat adinda terdiam.
"Nda"panggil ridho lagi.
"Adinda ufairah "Panggil ridho lagi.
"Hah iya?
"Mau di samain pesanannya?
Adinda mengangguk.
"Iya boleh kok apa si yang enggak buat sahabat sendiri"jawab adinda.
"Okyyy. Adinda yang cantik tapi menyebalkan"
"Dihhhh"
Waktu menunjukan pukul. 17.30 adinda memutuskan untuk pulang di antar ridho.
-dalam perjalanan-
"Rid. Kamu ingat dulu gue pernah membuat puitis? Tanya adinda.
Ridho mengangguk.
"Saya ingin orang yang pertama kali menginjakan kaki di hati saya. Adalah orang yang dengan tulus mencintai dan menyayangi saya"ucap ridho mengatakan apa yang dulu adinda katakan.
"Iya. Gue belum nemuin itu"
"Gue din. Gue orang nya. Gue Cinta sama lo udah 8 tahun mungkin rasa ini akan selalu ada"batin ridho.
Ingin sekali bibir ini berkata jujur.
'Bahwa AKU MENCINTAIMU'
Tapi apa pantas? Aku mencintaimu sedangkah aku yakin kamu hanya menganggap ku sebagai sahabat.
-ridho afnan ashidiq-Adinda telah sampai di depan rumah nya. Ridho masih menatap adinda yang berdiri di depan gerbang. "Terimakasih"
"Gue yang harus bilang itu din"
Adinda tidak menjawab.
"Terimakasih karena lo mau maafin gue "ucap ridho.Adinda mengambil nafas. Adinda hanya mengangguk. "Kita sahabat dan mana mungkin gue tega untuk tidak maafin lo "jawab adinda namun hati adinda berkata lain. "Lo gak salah rid, justru gue adalah obat kesedihan gue "batin adinda.
Ridho mengusap puncak kepala adinda. "Aku pulang dulu. Selamat menjelang malam"
"Iya rid, hati hati beritahu gue kalau sudah sampai"pesan adinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga yang Di Rindukan
Ficção Geral🚫DiLARANG PLAGIAT! 🚫 JIKA ADA KESAMAAN TOKOH. MOHON MAAF BUKAN DI SENGAJA. "aku tidak akan pernah mencintaimu! karena pacarku lebih cantik dan semperna! ucap rafka tanpa memperdulikan perasaan adinda yang begitu sakit mendengarnya. adinda gadis...