Kamus DMC :
Nyimenk : ngerokok ganja
Langit turun dari kursi belakang Range Rover hitam Juna dengan girang. Akhirnya setelah empat hari dirawat ia bisa kembali ke rumah tercinta dan merasakan kasur empuknya lagi. Dewa yang sudah sibuk mengangkat sebuah tas tenteng besar berisi baju-baju anak itu langsung menghentikan niat Langit yang langsung ingin masuk ke kamar.
"Ngit! Bawa barang lo sendiri ke kamar. Gue mau masak sama Bang Saga." Ujarnya yang langsung membuat Langit putar balik dan mengambil alih tasnya dengan gerutuan pelan.
Bara yang baru selesai menutup dan mengunci gerbang pun berlari masuk karena sejak tadi ada yang berlomba keluar dari kemihnya.
"Bang, dips toilet bawah!" Ujarnya mendahului Juna yang juga ingin menggunakan toilet bawah namun beda tujuan. Pintu toilet langsung tertutup dengan Juna yang masih di luar.
"Ah! Fuck! Udah di ujung, bangsat lo, Bar!" Umpat Juna sambil mencengkram perutnya dan berlari naik ke lantai atas menuju toilet kamarnya sebelum benda yang tak diinginkan keluar bukan pada tempatnya.
"Jangan keluar dulu, yaoloh. Juna nggak mau berak di celana." Gumamnya berusaha sekuat tenaga untuk menahan.
Sementara Saga dan Dewa baru saja masuk ke rumah dan langsung menuju dapur dengan plastik di kedua tangan berisi bahan makanan dan belanja bulanan untuk keperluan rumah. Dewa sibuk memasukkan bahan-bahan makanan beku ke kulkas, sementara Saga merapihkan bahan-bahan kering dan memasukkannya ke toples-toples.
"Bikin yang mana dulu, nih, Bang? Ayam mentega apa oseng buncis?" Tanya Dewa dengan ayam di tangannya.
"Ayam mentega dulu aja. Potongin ayamnya, dong. Gue masih masukin gula, nih." Jawabnya sambil sibuk membereskan plastik sampah kemasan garam, gula dan tepung-tepungan.
Dewa mengangguk dan mulai mengeluarkan pisau lalu dengan lihai tangannya bergerak memotong ayam itu menjadi dadu kecil dengan pisau tajamnya. Saga yang telah selesai dengan bahan-bahannya pun mengeluarkan bahan untuk makan siang hari ini. Kedua pemuda yang jago dalam perdapuran itu sibuk dengan masakannya.
Sementara itu, Langit sudah turun dengan pakaian rumah nyamannya. Di tangannya sudah terbawa android khusus gaming dan di telinganya sudah tersemat airpod untuk bersiap main bareng dengan teman-teman virtualnya.
Sembari menunggu semua temannya siap, Langit meraih kotak rokok yang selalu ada di meja makan. Ia sudah duduk manis disana, menunggu kedua abangnya selesai memasak. Dinyalakannya rokok putih itu lalu tenggelam dalam permainan.
"Tur! Tur! Belakang lo." Gumam Langit pada Guntur di seberang.
"Ah goblok! Ketembak gue anjir!"
Dewa yang mendengar Langit sudah duduk di tempatnya pun memeriksa sekilas. Ia mengerut ketika melihat Langit tengah merokok dengan asiknya.
"Ngit, kok ngerokok sih?"
Langit pun mendongak singkat melirik Dewa lalu dengan terburu-buru mengembalikan fokusnya pada game di ponsel.
"Rokok malboro doang, Bang. Bukan ganja, tenang." Jawabnya sambil terus menatap layar hape.
Dewa hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar jawaban Langit. Seberapa keras dan panjang dirinya mengeluarkan omelan, anak itu hanya akan menganggapnya angin lalu. Setidaknya ia tak mengonsumsi narkoba dulu untuk sementara waktu.
"Gitu tuh, susah diatur, tau-tau lewat aja pas ditemuin." Gumamnya jengkel sambil mengambil alih bawang bombay yang belum selesai diiris.
Saga tertawa kecil mendengarkan omelan Dewa, "Ngerokok doang, Wa." Belanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil May Care ✔
FanfictionManifestasi empat kepala yang isinya mengalahkan kerumitan otak seorang Albert Einstein seakan siap memporak-porandakan dunia nyata. Emosi yang melonjak, darah yang tak berjarak, hormon yang bersorak membawa mereka hidup dalam lintasan penuh adrenal...