Bulan yang redup

739 105 1
                                    

Jangan lupa votenya ya wand kawands! ☆ ~('▽^人)

.

.

Mangap banyak taipo(シ. .)シ

.

.

.

.

Met baca~     

Iblis dengan mata enam itu sedikit terkejut dengan adanya tanda yang muncul pada Mui.

'Tanda itu... tanda itu muncul.' Batinnya dan kembali membuat dirinya tenang.

Asami tengah mengambil ancang ancangnya, ia tau setelah ini lengan kiri Mui akan tertebas oleh jurus milik Kokushibou.

'Tch, ini akan merepotkan.' Benak Asami sambil merapalkan sebuah jutsu.

Sementara itu...  

"Huwaa... sebentar lagi aku akan matii~ hiks" Tangis gadis itu pecah saat di gendong dengan tidak elitnya oleh pria bercodet itu.

"Urusai! Teme!" Bentak pria itu yang tingkat kekesalannya sama dengan 320 kaori karena tingkah berlebihan Asami, lebih tepatnya klon pathetic Asami.

"Kau... kasar sekali... hiks... bisakah lebih lembut? Hiks" Sahutnya yang tengah mengelap hingusnya dengan Haori(bener haori kan?) putih milik Sanime.

"Tch!" Sedangkan Sanemi hanya berdecih kesal.

'Aku rasa aku sudah berputar putar saja di sini, ditambah lagi gadis aneh ini. Benar benar, semuanya membuatku frustasi!!' Batin Sanemi sambil mendengus kasar.

"Hugh hugh... Asami dan Mui sudah hiks... bersama UM 1 hiks..." lirih Asami yang masih bisa di dengar jelas oleh Sanemi.

Sanemi terbelalak. Ini akan menjadi momen yang tak boleh di lewatkannya. Ia sudah tau jika Mui dan adiknya akan mati di pertarungan ini.

Maka dari itu, ia langsung berlari lari dengan sangat cepat. Tak memperdulikan banyaknya iblis yang di lawannya sambil terus menggendong gadis bermanik coklat itu.

.

.

Back to Mui and Asami...  

"Pernapasan kabut: bentuk ketujuh, embun." Rapal Mui dan seketika ruangan itu di penuhi oleh kabut. Dan lagi lagi ini membuat Kokushibou sedikit terkejut.

'Aku belum pernah melihatnya... pengguna pernapasan kabut tidak pernah menggunakan teknik ini.'

Kali ini Asami sudah benar benar dilupakan. (Kasihan)

Setelah membatin seperkian detik, Kokushibou menarik nichirinnya. Ia akan menerima serangan Mui dan akan menyerangnya juga.

"Aku harus menghunuskan pedangku juga... tidak sopan jika aku tidak melakukannya..." Ucapnya dengan nada datar.

'Oh come on! Sebenarnya dia lupa atau sengaja melupakan keberadaanku disini sih?!' Batin Asami kesal sambil menggembungkan pipinya.

Asami kembali ke kenyataan, ia tak ingin tangan Mui terpotong.

'Baiklah, mari tunjukkan eksistansimu. Asami-sama!'

"Pernapasan bulan: bentuk pertama, bulan gelap: kuil malam hari."

"MUI!!" Asami langsung dengan segera berlari ke arah Mui.

Sring! 

Serangan yang di lakukan oleh Kokushibou nyaris memotong pergelangan tangan Mui jika saja Asami tak mendorong Mui.

Dream[Kimetsu No YaibaxOc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang