Malam kehancuran

916 114 22
                                    

Jangan lupa vote ya my readers

Met baca~

.

.

.

.

.

Keesokan harinya

Tanjirou hendak pergi ke tempat Giyuu berada. Namun sebelum itu, ia ingin berpamitan dahulu.

Ia berjalan mencari orang yang di tujunya.

Tanjirou sampai di tempat pelatihan. Disana Ia melihat salah seorang sahabatnya yang di cari duduk di atas sebuah batu.

Surai kuning kejinggaannya tertiup oleh angin sepoi sepoi di siang itu.

Auranya tampak lebih berbeda di banding biasanya, seperti bukan Zenitsu.

"Oh, Zenitsu!" Teriak Tanjirou.

"Di sini kau rupanya, apa kau sudah bisa mendorong batunya?" Tanyanya.

"Tidak, masih belum." Singkat Zenitsu.

"Oh baiklah, aku akan pergi ke tempat pelatihan berikutnya...

Apa kau baik baik saja? Akhir akhir ini kau jadi pendiam, dan aku mengkhawatirkanmu Zenitsu."

"Oh baiklah."

"Semoga beruntung."

"Aku... baru saja menyadari apa yang sebaiknya aku lakukan, bukan apa yang harus aku lakukan." Ucapnya misterius.

"Apa telah terjadi sesuatu? Kalo ada yang bisa kubantu..."

"Tanjirou, lakukanlah apa yang harus kau lakukan..."

"Tapi...tapi... aku khawatir..." ucap Tanjirou yang khawatir.

"Kau memang orang baik Tanjirou, terima kasih. Tapi... ini adalah hal yang harus ku selesaikan."

Karena zenitsu tak begitu menanggapi Tanjirou, akhirnya Tanjirou pergi menuju ke tempat selanjutnya.

(Di manganya gk di jelasin pelatihan dari pilar air. Jadi anggep aja pelatihan Gyoumei yang terakhir)

'Apa Zenitsu baik baik saja? Apa Asami mengetahui Zenitsu yang seperti ini? Juga Nezuko, selama ini dia di rawat oleh orang lain. Bisa jadi dia kesepian.' Batin Tanjirou.

'Mungkin tentang Zenitsu aku dapat menanyakannya pada Asami nanti.'

Tanjirou terus berjalan, mengikuti peta yang di bawanya. Ia melewati hutan bambu yang rindang.

.

.

Setelah beberapa saat berjalan, ia sampai di depan sebuah batu yang terukir sebuah tulisan(mimin tak tau tulisannya apa, dan mimin males nyari di mbah:3)

'Hah? Uuh...ini dia. Seharusnya Giyuu-san ada di sekitar sini.' Batinnya sambil melihat lihat sekitar.

'Aah ada bangunan di sana.' Ia pun berjalan mendekati bangunan itu.

Sementara itu...

"Uugh... ini benar benar sulit. Aku melupakan beberapa hal. Bagaimana cara ucapinnya?"

Seorang gadis dengan manik coklat terang itu mengacak ngacak surainya frustasi.

Di depannya ada beberapa lembar kertas yang hanya jadi tempat menggambar.

Ia mencoba mengingat ngingat hal hal yang telah di lupakannya.

"Kau kenapa?" Tanya seorang pemuda bermanik mint itu sambil menaruh segelas teh hangat di atas meja.

Dream[Kimetsu No YaibaxOc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang