Sunrise Countdown LAST

1.3K 120 30
                                    

Intinya ini part terakhir Sunrise Countdown :v

Jan lupa votenya yak!

Okeh met baca mangap banyak taipo meresahkan (。・ω・。)

.

.

.

---

"Sayonara..."

---

Bruagh!

Krrrakkk

"Uhuk Uhuk!!"

Bangunan itu retak setelah terhantam tubuh seseorang gadis.

Ia terpelanting beberapa meter karena Muzan telah menunjukkan wujud barunya yang bahkan berkali kali lipat lebih mengerikan dari sebelumnya.

Bukan hanya dirinya, tetapi ada beberapa orang yang juga terkena serangan itu.

Entah kenapa di saat saat terakhir seperti ini Muzan justru menggila. Setelah ia mendengar perkataan gadis itu, ia langsung mengamuk.

---

"Hei... Apa kau tahu? Aku bisa saja melenyapkan aku dan kau dalam sekejap. Apa kau tak takut mati? Bukankah kau pengecut?"

---

"GURAAAAAHGGGHH!!!" Selalu saja kata kata itu yang terbayangkan olehnya. Muzan menggeram penuh amarah.

Matanya manaruh atensi kepada seorang gadis yang sedari tadi membuat emosinya memuncak.

Keadaan gadis itu benar benar kacau sekarang. Dan dia merasa sangat puas akan hal itu.

"Aku buktikan itu hanya gertakan bodohmu saja bocah tengik." Ia memberikan smirknya yang terlihat menyeramkan.

Perlahan ia mendekat kepada Asami yang terduduk bersimbah darah.

"Tch! " Ia dapat mendengarkan suara decihan itu.

Senyumnya semakin melebar. Ia sangat ingin menertawakan gadis itu saat ini. Asami hanya menunduk dengan keadaannya yang tak memungkinkan untuk ia bertarung kembali.

"Sekarang apa yang akan kau lakukan? Bukankah tadi kau bilang akan membunuhku?" Tanyanya dengan nada yang mengejek.

Bahkan area di sini seakan akan hanya mereka saja yang ada. Tak memperdulikan orang orang lain yang sedang bertarung dengan "makhluk" ciptaannya yang merupakan setengah dari kekuatannya.

"Ha... Haha... Hah!! Haahahahaaa!!!" Tiba tiba saja gadis itu tertawa nyaring. Perlahan ia mulai bangkit dari tempat ia terjatuh walaupun dengan tubuh yang bergetar.

Ia mengelap sudut bibirnya yang terluka. Dan kembali menatap Muzan penuh penekanan.

Ia mengangkat jari jemarinya. Perlahan kelopak kelopak bunga kembali bermunculan entah dari mana.

Semua orang yang berada di sana terkejut. Karena kelopak kelopak itu dapat menghancurkan apa yang mengenainya. Dengan terpaksa mereka harus mundur untuk menghindari kelopak berbahaya itu.

Tapi tidak dengan Mui. Ia berlari karena sadar Asami akan melakukan sesuatu yang dapat merenggut nyawanya.

"ASAMII!!" Teriaknya bersamaan dengan Asami yang mengucapkan sesuatu.

"Tewari!"

Boom!!

Seketika terjadi ledakan besar. Mui terlempar cukup jauh akibat ledakan itu.

Dream[Kimetsu No YaibaxOc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang