Keberanian Hati

807 101 31
                                    

Yo, vote yak...

Ehe... mangap baru up, tadi mau up jam sepuluh malah ada halangan sebentar...

Okeh met baca dan maap typo

.

.

.

. 

Seekor gagak dengan kertas yang tersemat di dahinya tengah berterbangan di lokasi Asami saat ini.

Mereka terus memantau setiap hal yang terjadi dan memberikan informasi pada markas.

"Ki... Kiriya-sama, apa aku harus mengirim pilar lain ke lokasi iblis rembulan pertama?" Tanya Kuina penuh kekhawatiran dan peluh telah membasahi wajahnya yang cantik bak boneka.

"Apa kita bisa mengirimkan Giyuu Tomioka, Tanjirou Kamado dan Shinobu Kocho?"

Kiriya terdiam untuk sementara waktu, sementara kedua adiknya tengah khawatir dan air keringat mereka telah mengucur deras.

"Giyuu, Tanjirou dan Shinobu akan menghadapi Muzan. Mengenai iblis rembulan itu..." ucapnya sedikit menggantung.

"Aku sangat yakin jika Gyoumei, Sanemi, Asami, Muichiro dan Genya mereka dapat mengalahkannya." Lanjutnya.

---

Pertarungan semakin sengit antara UM 1 dan Gyoumei dkk.

Serangan dari Kokushibou semakin cepat dan brutal. Sehingga mereka hanya bisa menghindar dan terus menghindar.

"Bentuk kesembilan: pernapasan bulan, leluhur bulan: penampakan bulan tak berujung!"

Swaash... shaas... 

Tebasan kali ini berefek cukup luas, sehingga bagi Sanemi dan Asami yang lokasinya sedang tak menguntungkan terkena dampaknya.

Namun, sesuatu tak terduga bagi Sanemi maupun Asami. Mui segera mengangkat tubuh Sanemi dan Doger menggendong Asami untuk menjauh.

Untung saja mereka membantu di saat yang tepat, jika tidak maka tubuh mereka yang terpotong potong tak terelakan lagi.

Asami terkejut saat melihat doger ada bersamanya.

"D... doger?"

Doger hanya tersenyum hangat. Tetapi sesaat kemudian, wajah Doger melekuk ke bawah dengan alis yang sudah bertautan.

"Mi-chan tidak bilang. Doger marah :T"

'Hah? Bilang apa??' Kepala Asami saat ini penuh dengan tanda.

"Sudahlah... yang penting Mi-chan saat ini baik baik aja." Ucap Doger tambah membuat Asami bingung.

Tapi tak perlu berlama lama lagi mereka kembali berfokus pada Kokushibou yang saat ini tak berhenti menyerang Gyoumei.

"Oke, ger. Kita kali ini akan kerja sama."

Doger hanya mengangguk kepalanya mengiyakan.

Di sisi lain ada Genya yang tengah memperhatikan pertarungan yang ada di depannya.

'Apa aku bisa? Apa aku... bisa berguna nanti? Disaat dia menyadariku, apa aku akan berakhir seperti tadi lagi?' Batinnya menanyai dirinya sendiri.

Sanemi mengalami luka lagi namun tak terlalu parah seperti sebelumnya.

'Aniki... aniki... aku tidak akan membiarkanmu mati... aku tidak boleh gagal!'

"Hei..."

Genya tersentak saat seseorang menepuk pundaknya singkat.

Dream[Kimetsu No YaibaxOc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang