Memasuki puncak pertarungan

846 111 7
                                    

BEEP... BEEP... BEEP...

Vote yak!! ini udah masuk masa kritisnyaa!!

//alay

Yahahaa!

Pada nungguin yak?

Aaahahahahahahhahaahaaa!!

//tertawa jahat

Mimin minta maap baru up jam segini...

Ini udah malem ye:v

Mimin lagi nonton konser mahabharata...(sapa nih yang suka mahabharata??) Di tipi tapi(Aoamwiwkkw)

//bersorak sendiri di kamar

Ekhem...
Mimin persembahkan chapter kali ini!

Khusus untuk menemani malam minggu para readers sekalian...(untuk para jomblo, yg ga jomblo... hush hush//candaaa)

Okeh! Selamat membaca dan maaf jika mimin Typo^^

.

.

.

.   

"Kenapa tak boleh kesana??!" Teriak seseorang kepada Uzui maupun Asami.

Asami menatap tajam kearah orang orang yang menentang untuk menjauh itu.

"Aku tak ingin ada yang mati sebelum kita keluar dari sini. Itu adalah janjiku!"

Lagi pula, Kiriya akan melakukan kesalahan karena telah mengirim mereka semua kesana tanpa para pilar.

Maka dari itu Asami berniat ingin menjauhkan mereka dari sana karena bisa membuat Muzan akan semakin kuat, karena diantara orang orang ini termasuk dirinya adalah seorang Marechi(?).

Tunggu...

Marechi katamu?

"Oh tidak! Aku telah membuat kesalahan!" Pekiknya membuat Uzui terjekut.

"Ada apa??? Kesalahan apa???" Tanya Uzui namun terkacangi karena Asami begitu khawatir.

"Kami tak perduli jika kami harus mati disini! Kau tak bisa menahan kami untuk membunuh Muzan!" Teriak orang tadi membuat keadaan menjadi berisik.

"DAMARE!!" Bentak Asami karena mereka membuat telinga dan otaknya semakin panas.

Orang orang itu auto kicep setelah di bentak diiringi tatapan deathglare.

'Bagaimana ini?? Darahku adalah darah istimewa, mungkin yang paling istimewa. Bagaimana jika ia mengambil kesempatan itu untuk menyerap darah dari klon lain? Semoga tidak... semoga saja...'

Ia menggigit kuku ibu jarinya khawatir memikirkan tentang klon yang lain.

"Semoga baik baik saja..."

---

"Shinobu... Kanao... Inosuke... dengarkan aku... setelah ini aku akan pergi karena tugasku telah selesai. Sekaligus... aku ingin mengantarkan gadis ini untuk keluar dari benteng merepotkan ini. Selamat tinggal." Pamitnya lalu menghilang bersama gadis yang tadi diselamatkannya.

Sebelum benar benar hilang, ia sempat mengucapkan sesuatu seperti isyarat kepada mereka.

"Berhati hatilah... kalian telah dekat dengan Muzan..."

Swuush... 

Sedetik kemudian orang itu bersama gadis yang diselamatkannya menghilang dalam lingkaran hitam.

Dream[Kimetsu No YaibaxOc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang