Sesuatu Yang Hilang

780 110 15
                                    

Okeh!

Seperti biasa, jangan lupa votenya ya kawands(๑˃ᴗ˂)ﻭ

.

.

.

.

.

.

Mangap taipo

.

.

.

.

.
.

.

Met baca... 

"Putriku..." lirih wanita itu sembari mengelus pelan surai hitam merah milik Asami.

Gadis itu menangis sekeras mungkin karena setelah sekian lama akhirnya ia dapat melihat sosok sang ibu.

"I... ibu k... kemana s... saja? Hiks... kenapa meninggalkan Asami? Hiks..." tanyanya sesenggukan.

"Maafkan ibu... ibu harus pergi saat kelahiranmu... jika ibu terus bersamamu, maka para dewa dan dewi akan murka dan mereka akan segera membawamu pergi dari ibu selamanya."

"Tapi, t tapi kenapa harus ibu yang pergi? Hiks... kenapa bukan aku? D dan... dimana a... ayah?"

"..." wanita itu terdiam.

Keberadaannya saat ini adalah hal yang seharusnya tak terjadi.

Bahkan sampai ke kelahiran Asami tak ada dalam buku kehidupan.

Hingga anak itu bisa saja menjadi ancaman besar bagi ketentraman dunia.

Soal ayah Asami, pria yang menjadi ayahnya adalah seorang manusia biasa. Sedangkan ibu Asami adalah seorang dewi.

Yang di mana di katakan seorang dewi atau dewa tak boleh menikahi seorang manusia atau lelembut yang berada di bawah kasta kehidupan mereka.

Jika mereka melanggar kodrat kehidupan itu, mereka akan mendapat hukuman yang setara dengan itu.

Namun, cinta adalah hal yang paling sulit terelakkan. Ibu Asami tak memperdulikan larangan hukum bumi dan langit itu. Yang ia tau, ia mencintai sesosok pria dengan ras manusia.

Hingga lahirlah Asami yang membuat dewa dan dewi gempar.

Mereka mengancam ibu Asami yang telah melakukan pelanggaran besar. Dengan dua pilihan, Sang ibu yang meninggalkan putrinya untuk menjalankan hukuman dan putrinya selamat. Atau sang anak yang di gantikan untuk menerima semua hukumannya maupun suaminya.

Tentu saja, ibu Asami lebih memilih menerima hukuman dan anaknya selamat. Dengan sanksi ia tak dapat melihat sosok sang anak secara langsung.

"Ayahmu dan ibu, di berikan hukuman... tetapi, ayahmu memilih menerima semua hukuman termasuk hukuman ibu. Sehingga hanya ayahmu saja yang menerima hukuman demi hukuman."

"Sekarang kembalilah... ibu yakin... kau pasti bisa, kau adalah putriku yang kuat." Ucapnya sembari mengecup dahi sang putri yang teramat di rindukannya.

"Dapatkah... dapatkah kita bertemu lagi ibu?"

Wanita itu mengelus pelan surai Asami. Ia tersenyum hangat dan beralih menangkup kedua pipi gadis itu.

Manik yang sama sedang bertatapan.

"Ibu tak bisa berjanji..."

Asami terbilang cukup kecewa saat ini, tapi mau bagaimana pun. Ras ibunya berada sangat jauh di atas membuatnya pasrah.

Dream[Kimetsu No YaibaxOc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang