Part 8 (Michael VS Nia)

717 92 5
                                    

Sayang sekali Robin kalah saat melawan Nia. Yang berarti Michael harus melawan Nia sebelum dia melawan pembalap hebat yang dibicarakan.

Sebelum Michael melawan Nia, Nia sempat menemui Michael, Starlight dan Robin.

"Kau hebat juga ya Robin," puji Nia agar Robin tidak terlalu sedih.

"Eh, iya. T-terima kasih," jawab Robin gugup.

Nia menatap Starlight sambil tersenyum. Hal itu membuat Starlight bingung, karena dia tidak bisa tau apa yang sedang Nia pikirkan.

"A-ada apa?" tanya Starlight.

"Kau ternyata memang sangat cantik ya, putri Starlight."

"Apa?!" pekik Michael, Starlight dan Robin bersamaan.

"A-apa yang kau b-bicarakan Nia? P-putri apa?" ujar Starlight gugup.

Nia tertawa ringan mendengar ucapan Starlight. "Ah, jadi kau tidak mau mengaku ya? Aku ini tau kalau kau itu seorang putri, aku pernah melihatmu sebelumnya."

"B-begitu ya?"

"Tidak apa apa. Aku tidak akan membocorkan rahasia ini pada siapapun. Aku juga tau tentang privasi khusus itu," ujar Nia.

"N-Nia?"

                 *                 *                  *

"Balapan akan segera mulai. Siapakah yang akan lolos dan melawan pembalap hebat kota Adena kali ini? Mari kita sambut 2 peserta terakhir kita. Nia Will bersama monkartnya Ruby melawan Michael White bersama monkartnya Leo."

"Kita di sini bertanding sebagai teman. Benarkan Michael?" tanya Nia bersemangat.

"Tentu saja. Dan siapapun yang menang semua itu sudah menang secara adil," balas Michael.

"Monkart, masuk lintasan!"

"Siap, mulai!"

"Leo, ayo!"

"Bersiaplah Ruby!"

"Wow, pertandingan mereka sangatlah sengit."

"Leo, es kristal!"

Wusshh

"Ruby, menghidar!"

"Sekarang giliranku untuk membalas. Ruby, hyper storm!"

"Ruby."

Slashhh

Wusshhh


                        Sorry skip

             *                    *                  *

"Kakak, selamat ya. Kau berhasil menang," ujar Robin senang.

"Benar Michael, selamat atas kemenanganmu ya," tambah Starlight.

"T-terima kasih," Michael langsung blushing saat Starlight yang nengucapkan selamat.

"Yah, mau bagaimana lagi. Sepertinya kemenanganku akan kau ambil alih untuk tahun ini," ujar Nia.

"Jadi, aku akan mendukungmu saja," tambahnya.

Suasana hening untuk sesaat.

"Oh iya, putri-"

"Panggil aku Starlight."

"A, iya, Starlight. Apa tujuanmu datang ke kota Adena?" tanya Nia.

"Apa ya? Aku sebenarnya ditugaskan untuk mencari sesuatu. Tapi sepertinya yang aku cari tidak ada di sini," jawab Starlight.

"Sesuatu itu apa?" tanya Nia penasaran.

"Soal itu... Maaf ya, kami tidak bisa memberitahumu," ujar Starlight merasa agak bersalah.

"Tidak apa apa. Aku bisa mengerti," jawab Nia.

Starlight menatap Nia tidak percaya. Jarang sekali ada orang yang bisa mengerti keadaan Starlight.

Dia jadi ingat pada sahabat lamanya yang selalu ada untuk Starlight kapanpun dan di manapun.

Namun sekarang sahabatnya itu sudah tidak ada lagi di sisinya. Tapi, kalau dia masih ada di sini. Apa dia bisa menerima keberadaan Michael?

                  *               *                *

"Starlight." Starlight langsung menoleh ke arah Michael.

"Aku ingin kau selalu ada di sisiku. Apa kau tidak masalah dengan itu?" ujar Michael.

"Eh?" Starlight tampak kebingungan dengan ucapan Michael. "Kenapa tiba tiba bicara begitu?"

"Ya, ya aku. Aku tidak ingin berpisah darimu," ujar Michael.

Starlight tersenyum, dia kemudian meraih salah satu tangan Michael. "Kau itu sudah dipilih Phoenix. Jadi mana mungkin aku bisa jauh darimu."

"S-Starlight..."

Starlight kembali tersenyum menatap Michael. Michaelpun menggenggam erat tangan Starlight dan ikut tersenyum.












Kyaaa...
Kya kya kya
Ada yang udah kangen sama kisah cintanya Michael x Starlight?
Sampe sampe masih didraf aja udah banyak yang baca 😂
Author yang buat aja baper lho, apalagi kalian nanti yang udah baca

Yang nggak sabar mau tau siapa sahabatnya Starlight
Sabar
Bentar lagi author munculin kok

Jan lupa buat vote and komen ya

Sampai jumpa di part selanjutnya
Bye bye 👋🏻👋🏻👋🏻

Happy Reading Guys 😁

Monkart N LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang