Part 27 (Pergi)

670 83 2
                                    

Halo semua, apa kabar?
Mon maap nih lama nggak update 🙈
Gimana? Udah pada nggak sabar sama cerita nya nggak?
Skuy simak aja lah


Setelah Natasha sembuh, Starlight menyadari kalau tugasnya sudah selesai.

"Ada apa?" tanya Michael.

"Tugas kita sudah selesai," ujar Starlight. "Tidak ada yang memiliki kristal itu di kota ini. Jadi kita harus pergi sekarang. Aku tidak ingin membuat mu menunggu lebih lama untuk turnamen," Lanjutnya setengah bergumam.

"Apa kau yakin Starlight?" tanya Michael lagi. Dan Starlight menjawab dengan anggukan pelan.

"Baiklah kalau kau memang ingin begitu. Kau harus ikut aku untuk turnamen saja tidak apa apa?" Starlight mengangguk lagi.

"Michael, terima kasih sudah membantuku. Kau juga Robin, terima kasih," ujar Natasha girang. "Terlebih kau, yang mulia putri Starlight."

Starlight hanya membalas dengan anggukan dan senyuman yang manis.

Arlon mendekati Starlight sambil menunduk. "Putri, maafkan aku sudah melukai hatimu. Aku tidak bermaksud begitu," ujarnya sambil menunduk merasa bersalah.

Starlight pun tersenyum manis. "Tidak apa apa, setiap cinta butuh pengorbanannya masing masing. Benarkan Natasha?"

Kedua pipi Natasha langsung merona saat mendengar kata kata yang keluar dari mulut Starlight.

"A-apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti," elak Natasha.

Starlight menatap Robin lalu ke Arlon sambil mengangguk kecil.

Robin langsung menuju ke arah Arlon lalu mendorongnya ke arah Natasha. "Sudah, sana katakan apa yang kau rasakan!" perintah Robin sambil mendorong Arlon.

"Ehh... N-Natasha, a-ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu-," ujar Arlon gugup.

"Apa itu?" tanya Natasha yang ikutan gugup.

"A-aku, aku, aku-"

"Arlon!" pekik Michael, Starlight dan Robin bersamaan.

"Aku mencintai mu!" ujarnya spontan.

"Apa?"

"Iya, aku mencintaimu. Kau adalah sahabat terbaikku di dunia. Aku ingin kalau kita bisa lebih dari sahabat untuk selamanya," ujar Arlon tulus.

"B-benarkah itu? Kau benar benar mencintai ku?" tanya Natasha memastikan.

Arlon mengangguk yakin. "Jadi apa kau mau menjadi kekasihku?"

Natasha tersenyum lebar sambil meneteskan sedikit air mata terharu. Dia kemudian menatap Starlight lalu memeluknya.

"Putri, kau adalah penyelamatku. Kau telah banyak membantuku selama ini. Terima kasih," ujar nya tulus.

"Sama sama," balas Starlight setelah Natasha melepaskan pelukannya. "Satu hal lagi, kami ingin berpamitan dengan kalian berdua sebelum kami pergi."

"Pergi?"

"Benar, tugas kamu di sini adalah menjaga dan membantu Starlight menemukan kristal kristal Phoenix yang hilang. Tapi sayangnya kristal itu tidak ada di kota ini. Jadi kami harus pergi ke kota berikutnya," jawab Michael.

"Oh, begitu ya?" jawab Natasha agak sedih. "Sudah lah, aku yakin kau pasti bisa menyelesaikan tugasmu putri. Aku akan selalu ada di kota ini jika kau butuh bantuan," lanjut Natasha sambil tersenyum.

"Begitu pula denganku," sambung Arlon. "Kami siap membantumu apapun masalahnya."

"Terima kasih," balas Starlight.

"Kami pergi dulu ya," ujar Michael.

"Sampai jumpa..."

                    *                  *                   *

Skip...

Di pesawat (monvers pati tau dong pesawat yang aku maksud)

"Kota Skyfelly adalah tujuanku berikutnya. Piala angin di sana sudah hampir di mulai," ujar Michael.

"Kota Skyfelly, kota yang berada di atas awan. Tempat itu pasti cukup menarik dengan lintasannya," balas Starlight. "Apa itu tidak terlalu berbahaya?"

"Seharusnya tidak, karena di sana seharusnya sudah dilengkapi keamanannya tersendiri," jawab Michael.

"Benar juga. Menurutmu bagaimana Robin?"

"Kakak iparku yang cantik, kau tau aku selalu mengikuti ke mana pun kak Michael pergi. Jadi aku akan ikut ke Skyfelly," jawab Robin.

"Kau ini bisa saja," balas Starlight.

Tak berselang lama kemudian mereka bertiga telah sampai di kota Skyfelly.

Nggak usah dijelaskan lagi kota nya kek gimana ya. Kan monvers pasti udah tau kok 😁 iya nggak?

Angin yang kencang membuat rambut panjang Starlight terbang ke sana ke mari.

"Angin di sini kencang sekali," ujar Michael.

Tiba tiba muncul seorang laki laki berambut pirang dengan pakaian biru dan monkart elangnya.

"Wah, manisnya," ujar Starlight.

"Terima kasih nona," jawab pria itu.

"Ha? Yang aku maksud itu monkart mu, bukan kau," balas Starlight membuat pria itu tadi malu. Sedangkan Michael, Starlight, Robin dan para monkart hanya menahan tawa mereka.

"Ah, sudahlah. Perkenalkan namaku Rydine Bolt. Selama 14 tahun aku tinggal di sini aku belum pernah melihat gadis secantik dirimu nona," ujarnya sambil memegang tangan Starlight.

"Ruda ruda ruda," ujar monkart elang Rydine.

"Wah, jadi namamu Ruda ya. Manis sekali," ujar Starlight mengabaikan Rydine.

"Ah, aku diabaikan lagi," ujar Rydine. "Tapi tidak apa, dia sangat cantik sekali," lanjutnya dengan hati berbunga bunga.

Namun saat dia hendak mendekati  Starlight, Michael menghadangnya.

"Hei, apa yang kau lakukan?" ujar Rydine.

Starlight langsung bangkit dan berjalan menuju ke arah Michael dan Rydine. "Dia kekasihku," ujar Starlight sambil tersenyum manis.

"Jadi jangan ganggu Starlight lagi!" ujar Michael menegaskan.

Starlight, Robin dan para monkart hanya bisa menahan tawa melihat tingkah Michael dan Rydine.














Dah ya, sampai sini dulu 😂
Soalnya author nggak ada banyak waktu buat update 😭😭😭
Lain kali author sempetin update yang banyak deh, kalo perlu 4 part sekalian 😭😭
Tapi untuk kali ini mohon bersabar ya, author banyak kerjaan soalnya 😭

Ok, sekian terima kasih buat yang udah baca and vote
Adieu next part guys

Happy Reading Guys 😁

Monkart N LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang