Monkart N Love

Part 24 (Betrayal 3)

Makin hari keadaan Starlight semakin memburuk karena obat obatan yang Dariel berikan saat itu padanya.

Melihat keadaan Starlight yang semakin memburuk membuat Vettel yakin bahwa dia harus meminta bantuan pada Michael. Mau tak mau itu lah yang harus dia lakukan.

“Kirimkan pengawal ke kediaman White. Berikan surat ini pada Michael,” ucap Vettel singkat pada Erin — kepala asisten kerajaan.

“Apa tuan yakin? Ini sungguh perintah dari anda?” tanya Erin meyakinkan.

“Kesembuhan Starlight jauh lebih penting dari apapun. Ikuti saja perintah dariku,” balas Vettel yang langsung meninggalkan ruangan begitu saja.

“Ayah, apa semua akan baik-baik saja?” tanya Shale, putra bungsu Erin di keluarga Rivarren.

“Keadaannya semakin memburuk, aku tidak yakin pilihannya tepat atau tidak,” balas Erin setengah bergumam. “Tolong berikan ini pada kakakmu agar dia bisa mengantarkan nya ke Edurne.”

Shale adalah anak terakhir dari 2 bersaudara, kakaknya juga seorang laki-laki dan namanya adalah Saviour Rivarren. Shale dan Saviour adalah kakak beradik yang selisih umur kurang lebih 4 tahun. Disaat Erin terpilih menjadi kepala asisten, nama keluarga nya pun ikut terangkat.

Di gazebo taman, Starlight melamun sambil menatap ikan kecil yang berenang di air.

“Aku lelah,” gumam Starlight. Entah mengapa dia merasakan beban yang berat dari gelang kristal Phoenix.

“Starlight,” terdengar suara laki-laki menyebut nama Starlight.

Saat Starlight menoleh, dia melihat pria tampan yang bisa dibilang mirip Vettel, tapi aura nya sangat berbeda. Pria itu memberikan aura hangat bagaikan sinar matahari.

Tapi tunggu, siapa dia? Kenapa bisa masuk ke istana begitu saja??

“S-siapa kau?” tanya Starlight khawatir.

“Kau tak mengingat ku? Aku sudah pernah muncul di bayanganmu, sayang,” ucapnya manis.

Dia terlihat seperti pria yang ada dalam bayangannya?

“Apa kau Arsen?” ucap Starlight dengn nada pelan.

“Gloryus Caine Arsen,” sambungnya menyebutkan nama lengkapnya. “Aku sangat berharap kau bisa mengingatku lagi, sayang.”

Mata Starlight berkedip kedip sesaat saat mendengar kalimat barusan. Dia memejamkan matanya sesaat, dan dua detik kemudian Starlight terbangun di gazebo.

Starlight melihat ke arah sekeliling. Dimana dia? Dimana Arsen? Apa yang Starlight lihat tadi hanya mimpi?

Dia segera bangun dan beranjak pergi dari taman. Tapi saat baru saja turun dari gazebo, dia tak sengaja menginjak kaki seseorang.

Dari sepatunya, itu terlihat seperti Arsen.

“Arsen?” ucap Starlight refleks.

"Arsen?” balas nya yang ternyata adalah Vettel. “Siapa Arsen?”

“Uh, bukan siapa siapa,” balas Starlight yang langsung pergi begitu saja.

Vettel hanya memandang kepergian Starlight dengan perasaan yang gelisah.

“Siapa Arsen?” pikir Vettel dalam hatinya.

*        *        *

Shale menatap ke sekeliling tempatnya berdiri sekarang. Bersalju dan begitu dingin, itu yang dia rasakan. Ya, Edurne, tempat di mana dia dan Michael harusnya bertemu.