Arze - 04

278 35 12
                                    

Arze © Kelompok 3

Chapter 04

Written by Cutebluerain

Written by Cutebluerain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok.. Tok.. Tok

"Ka, jangan ngebo mulu! Tuh, ada  yang nyariin,” ucap  Didi dengan nada kesalnya.

"Bilang aja yang punya kamar lagi sibuk!" jawab  Zella sambil menarik kembali guling ke dalam pelukannya.

"Dih, seriusan? Bang Arsen loh ini."

Dalam sekejap, Zella langsung bangun dengan mata melotot. Menepuk keningnya, sambil menatap ke arah cermin yang menampilkan dirinya yang  masih di bungkus pakaian piyama.

Gadis itu langsung meloncat dari kasur, masuk ke kamar mandi dengan sumpah serapah yang tidak berhenti keluar dari mulutnya.

* * * *

Sambil berjalan, Zella memakai sepatu ia merasa kegirangan tiba-tiba pertanyaan muncul di benaknya kenapa  Arsen ada di rumahnya? Secara Arsen adalah kekasih Kinan, seharusnya saat ini Ia tengah mengantarkan Kinan ke sekolah.

Seketika muka Zella merengut menyadari kenyataan di depannya.

Tidak ada lelaki yang bertubuh jangkung di sofa. Sudah Ia duga, Arsen tidak mungkin datang. Sebenarnya Ia ingin mengeluarkan suara ke kecewaannya saat ini. Jika dulu Arsen selalu punya waktu untuknya, tapi tidak  setelah Ia berpacaran.

"Tumben kakak udah bangun jam segini," tanya  Imelda bingung ketika mendapati Zella sudah berseragam rapi.

"Yaelah, kalau alasannya Bang Arsen yang nganter, pasti gercep." bisik Didi pada mamanya.

"Oh, jadi Zella udah punya pawang nih?" tanya Imelda sambil melirik ke arah putrinya.

"Ishh, tau ah," kata Zella lalu mengerucutkan bibirnya.

Beberapa waktu kemudian, Ia teringat akan sesuatu. "Ma, Zella hari ini pulang agak lama ya."

Sontak pergerakan tangan Imelda ketika menyusun piring terhenti. "Lho, mau kemana? kamu kan, gak punya pacar mau sama siapa malam mingguan?"

"Ihh mama, malam minggu kan, gak harus diisi ama orang yang pacaran. Zella sama Lyodra mau jelajah kuliner gitu. Bosen kalau di rumah aja."

Imelda menganggukan kepalanya. "Oh ya udah, mama kira kamu sama siapa."

Tangan Zella cepat-cepat merebut telapak tangan Imelda. Takut ketinggalan angkutan umum.

Sebenarnya Zella sangat berkecukupan namun, Ia memilih menerapkan pola hidup yang sederhana. Karena baginya, hidup dalam kesederhanaan dan hidup bersama orang yang di kasihinya sudah lebih dari cukup.

03:Arze✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang