Arze - 07

239 34 19
                                    

Arze © Kelompok 3

Chapter 07

Written by MellYopat

Awan putih berubah hitam, waktu seakan berjalan lebih cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Awan putih berubah hitam, waktu seakan berjalan lebih cepat. Zella kini sedang duduk di halte bus, dirinya sudah sangat lelah karena bermain menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabat gilanya.

walaupun mereka  gila, tapi mereka selalu ada disetiap keadaan. Mereka yang selalu menghibur Zella disaat hatinya sedikit teriris ketika melihat laki-laki pujaannya bermesraan dengan wanita lain.

Zella menatap langit, menghembus nafasnya dalam. Ternyata bukan cuman hatinya yang hampa, tapi langit pun sama. Entah darimana Zella mendeskripsikan langit sama seperti dirinya mungkin karena suasana hati saja.

Perlahan rintikan hujan mulai turun, lagi-lagi Zella menghembuskan nafas kesalnya. Jika tau begini, tadi ia terima tawaran Abar untuk mengantarnya pulang. Sekarang hanya penyesalan yang tersisa.

Di tempatnya duduk tidak banyak orang, hanya orang yang lalu lalang berjalan menggunakan payung.

Lama kelamaan hujan semakin deras, Zella terjebak hujan. Cuaca dingin berhasil membuatnya bergidik, kini ia juga menyesal tidak memakai jaket tebal.

Matanya terpejam, ia ingin sedikit menikmati hujan. Katanya, orang yang sedang sakit hati akan membaik jika curhat pada hujan. Kini Zella ingin mencobanya.

'Hei, hujan. Boleh curhat sedikit?' gumamnya dalam hati, ia tidak peduli akan didengar atau tidak oleh sang hujan. Tujuannya hanya berbagi rasa sakit saja.

'Kalo orang yang kita cintai berpaling jauh, apa yang harus kamu lakukan?'  Kini Zella menahan kata-katanya, ia ingin sedikit menghayati.

'Sakit banget ya rasanya, jujur sekarang Zella pengin nangis. ternyata sakit hati itu kaya gini rasanya.' Ungkap Zella dalam hati, ia terus menahan matanya agar tetesan air itu tidak keluar.

'Kapan ya Zella bahagia sama Arsen?'

Degg....

Tiba-tiba dadanya kini terasa sakit, sesak, bahkan bernafas saja ia sangat kesulitan. Zella berusaha mengimbangi tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Hahh... hahhh...."  keringat dingin mulai keluar, Zella tidak tau harus apa. Ia sangat kesulitan bernapas. Tidak ada siapapun yang bisa menolongnya.

'Tahan, Zella. Gini doang Lo lemah. Gak papa, mungkin faktor kecapean,' batinnya meyakinkan diri sendiri.

Beberapa detik kemudian motor berhenti didepannya, Zella melirik. Ternyata itu Arsen dan Kinan. Mereka menggunakan satu jas hujan benar-benar membuat Zella sedikit iri.

Arsen buru-buru turun dan melepaskan jas hujan itu, ia melihat Zella terengah-engah membuatnya khawatir setengah mati.

"Zilong, lo kenapa?!!!" tanya Arsen panik, ia memegang kedua pundak Zella.

03:Arze✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang