Arze © Kelompok 3
Chapter 15
Written by Azzarisma_16
"Hahaha ada-ada aja lo Zel," ujar Abar seraya terkekeh."Lagian lo kok, bisa pinter sih Bar? Makanan lo apa sih?" tanya Zella aneh
"Makan nasi lah Zellakuu...." jawab Abar gemas sambil mencubit kedua pipi Zella keras saking gemasnya.
"Isshh sakit," ujar Zella seraya mengelus kedua pipinya yang sudah merah karena ulah Abar. "Yaaa... kali aja gitu lo pake cara rahasia biar pinter," lanjut Zella
"Gak ada cara rahasia Zel, kalo lo mau pinter. Lo harus rajin belajar, kalo ada guru yang nerangin itu diperhatiin jangan dicuekin karena, dicuekin itu gak enak apalagi sama doi."
Mendengar hal itu sontak saja Zella merasa kesal bagaimana tidak, dia sudah serius-serius mendengerkan ehh dia malah bucin.
"Ck, Abaarr.... gue udah serius-serius juga"
"Jangan serius-serius Zel, nanti baper."
"ABARRR!" teriak Zella saking kesalnya, karena tidak tahan Zella pun menarik rambut Abar dengan keras sampai-sampai sang empunya teriak kesakitan.
"Awshh sakit banget Zel, ampun Zel sakit," ringis Abar. Ia tidak bohong kepalanya sangat sakit sekarang, meskipun tubuh Zella kecil tetapi tenaganya sangat kuat untuk menjambak rambut seseorang.
Karena merasa tidak tega, akhirnya Zella melepaskan tangannya dari kepala Abar
"Makanya jangan macem-macem sama gue!"
"Iya Nyai," ucap Abar sambil memegang kepalanya yang terasa sakit karena ulah Zella "Tapi gue gak bohong Zel, kalo lo mau pinter. Lo harus ngelakuin apa yang gue bilang tadi," lanjutnya.
"Kalo itu udah gue lakuin dari dulu Bar, tapi enggak ada satupun yang nyangkut di otak gue. Lo enak cuman belajar sekali doang langsung nyangkut. Lah gue, udah diulang-ulang tetep aja gak ada yang nyangkut," curhat Zella panjang lebar
"Makanya fokus, kalo lo gak fokus sama yang lo pelajarin percuma. Buat apa belajar, kalo otak lo aja lari kemana-mana," Abar menghela nafasnya sebentar lalu melanjutkan ucapannya. "Di dunia ini gak ada orang bodoh Zel, mereka hanya malas menggunakan otaknya."
"Abarr..." panggil Zella, ia merasa sangat tersentuh dengan ucapan Abar bahkan sekarang matanya sudah berkaca-kaca, "boleh peluk gak?" tanya Zella
"Dengan sangat senang hati Zellaku." Abarpun menarik Zella kedalam pelukannya lalu memeluknya dengan sangat erat.
Tanpa mereka sadari sedari tadi Arsen menyaksikan semuanya, Arsen mendengar semuanya. Ia juga bisa melihat cara Abar menatap Zella. Tatapannya berbeda, bukan sebagai seorang teman tetapi, sebagai laki-laki yang mencintai kekasihnya.
Dan entah kenapa melihat kebersamaan mereka itu sangat menganggu Arsen. Terlebih lagi cara Abar menatap Zella ia merasa sangat terganggu sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya ia sangat tidak mengerti.
Karena tidak ingin ambil pusing akhirnya, Arsen pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan tak menentu.
***
Jam pelajaran telah usai, seperti biasa Zella dkk berjalan ke parkiran. Dari kejauhan Zella melihat Arsen, mungkin Arsen sedang menunggu Kinan pikirnya.
"Zel," panggil Arsen, "pulang bareng yuk!" Ajaknya.
"Bukannya lo lagi nungguin Kinan?" tanya Zella heran, biasanya Arsen selalu menolak untuk pulang bersamanya. Lalu sekarang? Arsen sendirilah yang menawarinya pulang bersama.
"Gue lagi pengen pulang bareng lo, sekalian kita makan siang bareng ditempat dulu. Kayaknya udah lama kita enggak kesana lagi," ujar Arsen dengan senyum mengembang.
Belum sempat Zella menjawab tiba-tiba mereka mendengar suara Kinan dari belakang.
"ARSENN!!" Panggil Kinan sambil berteriak
"Kok kamu ninggalin aku sih?" ujar Kinan sambil cemberut
"Kinan, hari ini kamu pulang sendiri ya? Aku mau pulang bareng Zella boleh ya?" izin Arsen kepada Kinan
"Kok gitu sih, biasanya kan kamu pulang bareng aku." Mendengar hal itu Kinan merasa tidak terima apa-apaan Arsen itu kan pacarnya.
"Kin aku—" belum sempat Arsen menyelesaikan ucapannya. Kinan sudah terlebih dahulu memotong ucapan Arsen.
"Aku gak mau tau, pokoknya aku mau pulang bareng kamu titik!" ucap Kinan sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada lalu membuang mukanya ke samping.
Melihat hal itu, sontak saja Zella merasa tidak enak kepada Kinan ia juga perempuan. Ia sangat tau rasanya diabaikan oleh seseorang yang sangat dicintai.
"Gue bisa pulang sendiri kok Sen," ucap Zella yang merasa tak enak kepada Kinan
"Ayok Arsen kita pulang," rengek Kinan
"Udah sana Sen, Kinan udah nungguin tuh," celetuk Rena tiba-tiba.
"Udah sana pulang," ujar Zella seraya mendorong tubuh Arsen sampai ke depan motornya.
Akhirnya Arsen pun memilih untuk mengalah, ia lantas naik ke atas motornya lalu pergi meninggalkan Zella dkk di parkiran sekolah.
"Si Arsen kenapa sih? Kayaknya dia pengen banget pulang bareng lo?" tanya Lyodra bingung.
"Lah mana saya tau," jawab Zella sekenanya.
"Udah bosen kali dia sama Kinan," tuduh Gisel.
"Dahlah biarin aja, ayo pulang udah panas banget nih," ujar Rena.
"Yuk," jawab mereka serempak.
Setelah itu mereka meninggalkan parkiran dan pulang ke rumahnya masing-masing.
•••
TBC💜
KAMU SEDANG MEMBACA
03:Arze✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok3 ••• Mencintai tanpa memiliki mungkin itu terdengar sangat menyedihkan. Tapi tidak bagi Azella, mencintai Arsen itu sudah menjadi kewajiban baginya. Ia menganggap mencintai Arsen sama seperti lom...