Arze © Kelompok 3
Chapter 26
Written by Cutebluerain
The world is full of surprisesBut there’s always a happy tomorrow
Like the colors of a rainbow
We will shine
We will shine
Lalalala... Lalalaaa
Bip....
Helaan napas keluar, rasanya tahun-tahun yang Ia lewati begitu hampa dan berat. Bagian penting dirinya tak ada di sampingnya. Semua hanya bisa terukir dalam kenangan
Tuk tuk..
“Kira-kira Arsen lagi ngapain ya?” tanya Zella dengan nada berbisik. Mempertanyakan hal yang sama berulang kali.
“Yaelah di rumah mulu,ga ngapa-ngapain gitu?” tanya Didi sambil meletakan skateboard di depan pintu.
“Urusan gue, bukan urusan lo ya, Di."
Dengan cepat Didi yang sekarang berusia 16 tahun, menghempaskan tubuhnya ke sofa yang lembut.
“Gak usah deket-deket gue! Gue jijik sama kamu mas!”
“Lebay,” balas Didi dengan raut wajahnya datar.
Tangan Didi dengan gesit mengambil susu kotak besar, lalu menuangkannya ke gelas bening. “Kangen sama Bang Arsen ya?”
“Sok tau banget jadi adek!” gerutu Zella.
“Bukan sok tau, orang barusan Kakak ngomongin Bang Arsen. Telinga gue gak tuli kak.”
“Yang ngomong tuli siapa?”
“Well, actually I miss him too. Dia udah kayak abang gue. Eh, kayaknya bakal jadi abang ipar nih,” balas Didi sambil tersenyum jahil ke arah Zella.
“Udah-udah, jangan bahas rindu. Rindu itu kejam, udah diusir berkali-kali tapi ga pergi pergi juga,” ucapnya berniat mengganti topik. “Dokumen perpindahan kamu udah diurus?”
“Udah kak sama mama,” jawabnya.
“Ooh, ngomong-ngomong ada cewe disana yang masuk ke hati kamu gak?” tanya Zella jahil.
“Nope” balasnya sambil membuang sampah pada tong.
“Kasihan, jones ya?” ledek Zella.
“Gak jones... Pacaran sih berkali-kali, tapi gak ada yang masuk ke hati gitu,”
Jleb, Zella yang justru terkena senjatanya sendiri. Memang sudah dari tampangnya adiknya menggugah selera. Sangat wajar kalau sekarang Ia memiliki seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
03:Arze✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok3 ••• Mencintai tanpa memiliki mungkin itu terdengar sangat menyedihkan. Tapi tidak bagi Azella, mencintai Arsen itu sudah menjadi kewajiban baginya. Ia menganggap mencintai Arsen sama seperti lom...