Arze © Kelompok 3
Chapter 28
Written by kasumi_ayaka
Hari ini Zella bangun lebih siang karena hari ini hari Minggu, Zella janji akan pergi bersama Abar ke Dufan.
"WOI KAK BANGUN!" teriak Didi.
"Kak bangun udah siang! Udah di tungguin temen kakak tuh di luar!" teriakan Didi tidak mempan, Didi mendapat sebuah ide, dia pergi ke kamar mandi dan mengambil gayung yang berisi air.
Byurr...
Tanpa aba-aba Didi langsung menyiram Zella dengan air yang dia bawa tadi.
"BANJIR... BANJIR, MAH PAH, TOLONG BANJIR!" teriak Zella.
"Apaan sih kak, orang gak ada banjir," Zella menoleh ke arah Didi, melihatnya masih mengegam gayung.
"Lo ya Di!" Zella hampir ingin menjambak rambut adiknya itu, tapi rencananya digagalkan oleh seseorang yang berada di balik pintu.
"Lo baru bangun Zel?"
"Eh Bar, udah ada disini aja," ujar Zella cengengesan.
Didi yang merasa tidak ingin ikut campur, langsung pamit kembali ke kamarnya.
"Mandi sana, gue tunggu di luar!" ujar Abar.
Zella mengangguk singkat, dan menuju kamar mandi.
✩ ✩ ✩ ✩ ✩
Saat sudah selesai bersiap-siap, Zella langsung turun ke meja makan, disana sudah ada orang tua Zella beserta adiknya dan Abar.
"Pagi Mah, Pah," sapa Zella.
"Pagi."
"Kamu gimana Zella, temen kamu udah nungguin dari tadi kamu nya belum bangun,"ujar Sergio.
"Hehehe, maaf Pa," balas Zella dengan tanpang tidak berdosa.
"Gak apa-apa Om, lagian saya sama Zella juga cuma mau jalan-jalan," jelas Abar.
"Wihh jalan-jalan kemana nih? Cieee yang udah move on sama Bang Arsen," goda Didi sambil cengar-cengir gak jelas.
"Dih apaan sih di, orang cuma jalan-jalan gak ada hubungannya sama Arsen!" balas Zella ketus.
"Iya deh, yang lagi nyoba buat move on."
Zella menginjak kaki Didi yang sedang duduk di sampingnya, Didi lantas mengaduh kesakitan.
"AW, kak sakit!" pekik Didi.
"Lo sih ngeselin!"
"Udah Zella, Didi ini tempat makan. Bukan tempat buat berantem, lagian kamu juga Di, jangan ngusilin kakak mu terus!" ujar Sergio membela Zella.
KAMU SEDANG MEMBACA
03:Arze✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok3 ••• Mencintai tanpa memiliki mungkin itu terdengar sangat menyedihkan. Tapi tidak bagi Azella, mencintai Arsen itu sudah menjadi kewajiban baginya. Ia menganggap mencintai Arsen sama seperti lom...