Arze © Kelompok 3
Chapter 22
Written by restianjani993
Sekarang seluruh siswa-siswi sudah berkumpul, dengan barang-barang mereka, karena hari ini mereka akan pulang karena camping sudah dilaksanakan selama 3 hari.
"Baiklah anak-anak, sebelum kita masuk bus mari berdo'a terlebih dahulu, menurut keyakinan masing-masing, berdo'a mulai!" ujar Kepala Sekolah memberi intruksi. Sekarang mereka semua sedang berdoa.
"Selesai!" intruksi Kepala Sekolah. "Sekarang kalian semua masuk kedalam bus, terserah mau bus yang mana," lanjutnya.
"Yes! Bisa se-bus dong bareng pacar," ujar Arsen. Zella pun terkekeh melihat itu.
"Bucin!" sorak Rena.
"Bilang aja iri!" celetuk Zella dan Arsen.
"Mampus hahaha," ujar Lyodra tertawa dan diikuti dengan yang lain. Rena memonyongkan bibirnya kesal.
"Ulu ulu lucu deh ayang beb," ujar Fadhil gemes mencubit pipi Rena.
"Apa sih," ujar Rena malu, tapi masih membiarkan tangannya Fadhil mencubit pipinya.
"Ciee ciee tumben ga marah," goda Gisel yang melihat itu.
"Ekhem siapa yang pacaran?" tanya Abar yang tiba-tiba datang. Arsen pun tersenyum pada Abar sambil menunjuk dirinya dan Zella, "gue dan Zella dong,"
"Apa, kenapa nyesek gini ya?" batin Abar.
"Ohhh selamat ya," ujar Abar langsung merubah ekspresi nya menjadi bahagia.
"Thanks Bar," ujar Zella. Abar membalas dengan senyuman.
"Yaudah, kuy masuk bus!" ujar Gio yang sadari tadi menyimak. Mereka semua pun masuk kedalam bus. Zella dan Arsen pun duduk berdampingan, layaknya sepasang kekasih yang sedang di mabuk Asmara, mereka saling tersenyum bahagia.
Sedangkan Rena duduk di kursi belakang Arsen dan Zella. "Gue duduk disini ya," ujar Fadhil, itu merupakan pernyataan bukan pertanyaan. Fadhil mendudukan dirinya di samping Rena.
"Iya," balas Rena lemas, ia memilih memejamkan matanya.
"Boleh duduk disini?" tanya Gio pada Lyodra, Lyodra pun melihat kearah Gisel.
KAMU SEDANG MEMBACA
03:Arze✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok3 ••• Mencintai tanpa memiliki mungkin itu terdengar sangat menyedihkan. Tapi tidak bagi Azella, mencintai Arsen itu sudah menjadi kewajiban baginya. Ia menganggap mencintai Arsen sama seperti lom...