Arze © Kelompok 3
Chapter 48
Written by MellYopat
Setelah sampai di depan pintu taman bermain, Amell memuntahkan isi perutnya di pojokan. Ia benar-benar dibuat gila oleh aksi berkendara Zens."Gu-gue gak mau naik motor sama lo lagi! Bisa mati muda gue entar," celetuk Amell dengan nafas terengah-engah.
Zens memutar bola matanya malas, ia menyodorkan sebotol air mineral yang diambilnya dari jok motor tadi.
"Nih, minum."
Tanpa komentar Amell menerimanya, ia langsung meneguk habis tanpa sisa dan memberikan botol bekas pada si pemilik.
"Makasih," ucap Amell mengelap air yang tersisa di mulutnya.
Zens tidak bicara, ia langsung meremukkan botol bekas itu dan dilemparkannya ke tempat sampah.
"Temen lo mana?" tanya Zens, Amell langsung mengingat tujuannya.
"Oh iya! Mana mereka ya?!" Amell berbalik tanya, ia berusaha mencari batang hidung teman-temannya diantara kumpulan orang-orang.
"Telepon," ujar Zens, Amell langsung mengerti. Tanpa menunggu ia langsung menelpon Tania karena tidak berani menelpon Resti.
"Hallo, Mell?" Tanya Tania dari telepon.
"Lo dimana?!" Tanya Amell sedikit kesal.
"Dirumah lah, emang kenapa?" ujar Tania.
"Ha, serius lo? Katanya mau naik rollercoaster!? Lo gak ikut Ta?" Kali ini Amell Berbalik tanya, ia yakin Tania memang tidak ikut karena takut naik wahana itu.
"Heh, ngaco ya lo. Semua orang juga gak ke sana, ngapain? Udah dibatalin tadi, Resti juga udah rebahan di rumah. Kata dia akhir pekan depan," jelas Tania panjang lebar, Amell terdiam sesaat lalu langsung mematikan teleponnya.
"Sialann!" teriak Amell kesal.
Gadis itu langsung terduduk dan memeluk lututnya, "sialan! sialan! Kenapa gak ada yang ngasih tau dari awal, tau gitu gue gak mau bangun pagi!" gerutu Amell kesal.
Zens sedikit terkekeh dalam hatinya, siapapun pasti akan tertawa melihat perempuan duduk sambil meratapi nasibnya yang sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
03:Arze✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok3 ••• Mencintai tanpa memiliki mungkin itu terdengar sangat menyedihkan. Tapi tidak bagi Azella, mencintai Arsen itu sudah menjadi kewajiban baginya. Ia menganggap mencintai Arsen sama seperti lom...