Arze © Kelompok 3
Chapter 29
Written by MellYopat
Zella berlari melewati beberapa orang, mengabaikan tatapan aneh orang-orang terhadapnya. Sudah cukup ia merasa sial karena terlambat untuk mengikuti kelas dan kampusnya.
"Sial sial sial!" umpatnya sambil terus berlari melewati beberapa orang.
Awalnya Zella datang menaiki angkutan umum, namun di tengah jalan dirinya terjebak macet membuatnya harus turun dan melanjutkan dengan berlari.
Sejujurnya sekarang dirinya sudah sangat cape, tapi ia tidak mau kena marah sang dosen yang selalu memiliki sifat pemarah itu.
Zella tidak menyerah, didepannya ada sebuah persimpangan jalan. Kampusnya tidak jauh dari situ membuatnya sekali lagi mengumpulkan tenaga untuk batas terakhir.
Setelah berlari sekuat tenaga, tanpa diduga justru Zella menabrak seseorang membuatnya mengeluh kesal.
"Aduhhh, sial banget sih?! Jalan pake mata dong!" celetuk Zella sambil mengusap-usap kaki kanannya yang terasa nyeri.
Perlahan Zella bangkit dari duduknya, ia membersihkan celananya yang sedikit kotor oleh tanah.
"Ze-zella?!"
Zella menoleh, ia menatap laki-laki yang barusan ditabraknya. Seketika raut wajahnya berubah, Zella terkejut mendapati Arsen sedang menatapnya tajam.
Seluruhnya tubuh Arsen gemetaran, begitu pula dengan detak jantung Zella yang tidak karuan. Ia tidak percaya akan bertemu dengan Arsen sekarang.
Tanpa berlama-lama Zella kembali mengingat keterlambatan dirinya, ia segera berlari meninggalkan Arsen.
"Maaf, gue terlambat!" teriaknya sambil berlari.
Arsen masih diam di tempat, ia masih setia menatap kepergian Zella. Hatinya merasa sakit, entah kenapa dirinya masih belum bisa melepaskan Zella, gadis yang sangat dicintainya itu.
'kenapa lo datang saat gue berusaha lupain lo? Kenapa gue gak bisa lepasin lo, Zell?'
Arsen kembali berjalan menuju motornya, ia sudah tau keberadaan Zella sekarang. Rasa lega bercampur sakit menjadi satu, ia lega melihat Zella yang dikenalnya dulu tetap sama, tapi juga hatinya sakit mengingat Zella dulu menjauh darinya.
Zella membuka pintu kelas dengan paksa, perasaannya tidak bisa ia kontrol dan seketika dirinya mendapatkan tatapan mata dari seluruh teman sekelasnya.
"Zella? Kenapa terlambat?!" tanya dosen dengan tatapan mematikan.
Nyali Zella seakan menciut, tatapan yang diberikan sang dosen bagaikan ingin menelannya hidup-hidup. Zella tersenyum kikuk, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
03:Arze✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok3 ••• Mencintai tanpa memiliki mungkin itu terdengar sangat menyedihkan. Tapi tidak bagi Azella, mencintai Arsen itu sudah menjadi kewajiban baginya. Ia menganggap mencintai Arsen sama seperti lom...