Arze © Kelompok 3
Chapter 19
Written by MellYopat
Zella berjalan bersama orang-orang dari kelas lain membuat Zella canggung sendiri, bahkan tidak ada satupun yang mengajaknya bicara. Jika saja Kinan tidak merekomendasikan dirinya pasti saat ini Zella sedang tertawa terbahak-bahak bersama para sahabatnya.
Posisi Zella saat ini berada di belakang, bagian depan bertugas membawa lampu senter dan salah satunya juga membawa kertas peta.
Kinan berada ditengah diantara mereka, bercanda dan tertawa. Mengabaikan Zella, membuat Zella seperti sampah yang mengikuti arus sungai.
Rasa kantuk yang tiba-tiba menerjang membuat Zella terhuyung-huyung, ia tidak tau apa yang terjadi padanya. Sekuat mungkin Zella bertahan agar tidak terjatuh pingsan.
Kinan yang melihat itu merasa puas, ternyata obat yang diberikannya mulai menunjukkan tanda-tanda berhasil.
"Eh, gue cape nih. Istirahat sebentar ya," usul Kinan yang disetujui oleh yang lainnya.
Kini Kinan dan kelompoknya duduk bersama, sementara Zella memisahkan diri dari kumpulan manusia itu. Ia duduk dibalik pohon, menyenderkan tubuhnya ke pohon.
Perlahan kantuknya sudah tidak bisa ia kontrol lagi, kelopak matanya terasa sangat berat. Perlahan matanya terpejam.
"Udah lima menit nih, yok lanjut," ucap Gina.
Gina dan yang lainnya melanjutkan perjalanan, mereka tidak sadar salah satu dari mereka tertinggal. Hanya Kinan yang tau, toh ini semua rencana yang dibuat oleh Kinan sendiri.
Kinan menoleh ke belakang tempat Zella tertidur, ia tersenyum puas. 'Selamat tidur, semoga mimpi indah ya,' batinnya senang.
Kelompok satu berhasil kembali dengan selamat ke lapangan, Kinan merenggangkan otot tubuhnya yang merasa pegal.
"Seru banget," ucap Kinan, yang diangguki oleh teman-temannya.
Rena dan Arsen buru-buru, menghampiri kumpulan kelompok satu.
"Heh, Zella mana?!" tanya Rena ketus.
"Hah? Mana gue tau. Dia udah ke tenda kali," jawab Gina santai, sementara Kinan hanya diam.
"Jangan bohong ya, lo. Barusan gue ke tenda, dia gak ada!" ketus Rena sudah kelewatan kesal.
Lyodra dan Gisel datang, mereka berlari dengan raut wajah khawatir.
"Di toilet juga gak ada, gue tanya ke anak-anak mereka gak ada yang liat!" seru Gisel dengan nafas terengah-engah.
"Hah, terus gimana?!" celetuk Rena khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
03:Arze✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok3 ••• Mencintai tanpa memiliki mungkin itu terdengar sangat menyedihkan. Tapi tidak bagi Azella, mencintai Arsen itu sudah menjadi kewajiban baginya. Ia menganggap mencintai Arsen sama seperti lom...