Arze © Kelompok 3
Chapter 43
Written by Cutebluerain
“Buah udah, daging udah, susu udah, snack juga udah. Kira kira kurang apa lagi ya, Sen?” tanya Zella sambil mendorong keranjang belanjaannya.
“Senyuman kamu sepanjang masa,” balas Arsen sambil mengambil alih keranjang yang di bawa Zella.
Zella mendengus kesal mendengar jawaban Arsen. “Aku serius, Sen. Entar pas pulang tau taunya ada yang belum di beli. Akhirnya beli di Alfajuni, kan gak lucu bolak balik jadinya,”
“Eh tapi jangan salah loh, barang-barang disini bisa dibeli nanti. Tapi emang bisa senyuman sepanjang masa kamu dibeli?”
“Mulai deh gombalnya,” ucap Zella sambil memutar matanya ke segala arah.
“Oh iya aku tau apa yang belum kita beli, dan ini beneran serius,” balas Arsen, matanya sibuk menyapu bersih wilayah mall tersebut.
Wajah Arsen yang kurang meyakinkan, membuat Zella tahu kalau Arsen sedang bermain-main.
“Kamu ke kasir aja, tenang aku yang bayar. Mana tega aku biarin kamu bayar ini semua,” pinta Arsen yang dibalas dehaman dari Zella.
Kepala Zella hanya bisa menggeleng pelan, melihat kelakuan absurd Arsen.
“Mau pakai tunai atau debit Mba?” tanya penjaga kasir tersebut.
“Bentar ya, yang mau bayar lagi pergi sebentar.” balas Zella.
Penjaga kasir itu mengangguk lalu menggeser barang belanjaan tersebut. “Mba geser dulu ya.”
“EH TUNGGU CALON ISTRI GUE JANGAN DILEWATIN!” teriak Arsen sambil membawa tas bayi, popok, dan beberapa perlengkapan bayi.
Rasanya saat itu Zella ingin menghilang masuk ke dalam lampu ajaib Aladdin. Tak bisa dipercaya hampir semua orang menoleh ke arah mereka berdua. Lihat saja apa yang dilakukan Zella pada Arsen.
“Ini bayarannya, sama tambahin perlengkapan bayi,” ucap Arsen sambil mengeluarkan kartu dari dompet tebalnya. “Kurang? Hm? Ngomong aja.”
“Em ... ga kok Kak. Cukup kok, ini ya Kak belanjaannya,” ujar sang penjaga kasir sambil menyodorkan kantong plastik besar.
Arsen dengan lincah mengambil sodoran tersebut, dan melangkah pergi beriringan dengan Zella.
“Masih muda tapi sudah punya anak ...,” gumam penjaga kasir tersebut.
Arsen yang mendengar itu hanya bisa terkekeh. “Awh, apaan si, Ze?” ringisnya.
“Puas gak udah maluin aku di depan banyak orang? Kamu juga kenapa pake acara teriak? Terus ngapain beli perlengkapan bayi? Nikah belum, tunangan aja belum. Gak abis pikir....” Zella rasanya pasrah melihat kelakuan Arsen yang terkadang anehnya kelewatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
03:Arze✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok3 ••• Mencintai tanpa memiliki mungkin itu terdengar sangat menyedihkan. Tapi tidak bagi Azella, mencintai Arsen itu sudah menjadi kewajiban baginya. Ia menganggap mencintai Arsen sama seperti lom...