Prolog

10K 721 156
                                    

Sembari menunggu laptop miliknya menyala, gadis beriris mata abu-abu tersebut bersenandung ria. Ia tidak sabar menunggu jarum jam menunjuk angka dua belas. Sepuluh menit lagi, ia dan kekasihnya akan melakukan panggilan video. Perbedaan waktu serta kesibukan kekasihnya di belahan bumi yang lain membuat mereka kesulitan berkomunikasi.

Meskipun begitu, sejauh ini mereka berhasil mempertahankan hubungan mereka. Saling mengerti dan saling percaya. Itu kunci mereka dalam mempertahankannya.

Itreula mengetukkan jari-jemarinya berulang kali di atas keyboard laptop. "Ayo, cepet dong jam. Aku udah kangen sama dia. Udah dua minggu ini belum lihat mukanya."

Senyuman Itreula lantas terpatri di wajahnya begitu waktu yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba. Dengan cepat, ia menekan tombol panggilan video. Sedetik ... dua detik ... hingga dering terakhir, panggilannya tidak dijawab. Di mana Hilo? Mengapa kekasihnya itu tidak menjawab?

"Ah, mungkin dia di toilet. Aku tunggu bentar, deh. Nanti pasti dia telepon."

Mata Itreula mulai berkedip. Mempelajari soal-soal persiapan ujian sepanjang hari membuat ia lelah. Walaupun begitu, ia harus tetap sadar dan menunggu. Ia tidak ingin tertidur dan membuat Hilo menunggu sepanjang waktu.

Hingga lima belas menit berlalu, masih belum ada tanda-tanda munculnya Hilo. Itreula menghela napas kecewa. Kali ini apa yang tengah dilakukan Hilo hingga tidak bisa meneleponnya?

Sementara Itreula merasa sangat kecewa di kamarnya, laki-laki yang menjadi alasannya kecewa tengah tertawa lebar bersama seorang gadis berambut pirang.

***

Selamat tahun baru! Semoga apa yang kalian mau bisa terkabul di tahun ini! Dan semoga juga aku bisa produktif nulisnya biar kalian enggak nunggu lama. Makasih buat selama ini yang udah sabar nungguin aku! Sayang banyak-banyak buat kalian🤍

Itreula 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang