Engagement

3.3K 197 3
                                    

"akhirnya lo bisa lewatin masa masa itu ra... Gue tau lo kuat dan lo ga mudah nyerah. Selamat ya sebentar lagi sold out dan gue sendirian deh" ucap dhea yang saat ini ada di kamar ku membantuku merias wajah ku

"ah lo dhe.. Bentar lagi juga sold out kan lo. Btw makasih dhe lo selalu support gue sampe sekarang ini.. Ya gue mungkin ga akan jadi kaya gini kalau bukan karna lo" ujar ku

"yayaya gue tau.. Emang cuma gue kan sahabat yang paling paripurna. Eumm gue ga liat velda sama della deh mereka belum datang ya?"

"macet mungkin sabar ajaa"

Aku mengangguk mengiyakan kata dhea. Berkaca di depan cermin, masih tak menyangka bisa sampai hari ini dengan mas adi. Semoga suara ijab kabul bisa ku dengar.

Hari ini aku memakai Kebaya Modern yang sengaja ku beli di butik ditemani mas adi dan mama seminggu lalu setelah kejadian itu. Siapa lagi kalau bukan mas adi yang memaksa ku memakai Kebaya berwarna navy.

*****

Tamu undangan yang sengaja di undang kerumah sudah berdatangan. Tak banyak yang diundang, hanya kerabat kerabat dekat. Disini ketiga sahabatku juga sudah hadir untuk melihat detik detik aku sold out. Hahaha diantara kami ber empat memang aku yang baru sold out.

Pembukaan yang dibuka dengan doa, lalu keluarga mas adi menjelaskan maksud dan tujuan. Hingga saat yang paling ditunggu oleh semua orang. Saat saat mempelai pria melamar mempelai wanita.

"assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.. Mohon izin Petinggi angkatan laut, izin papa mertua.. Sebelumnya Dhamira boleh maju kesini berdiri di samping aku menghadap ke semuanya"

Ucap mas adi yang membuatku sedikit gugup. Harus ngomong apa aku nanti. Aku berdiri dan berjalan mendekati mas adi, sungguh di depan sini rasa gugup benar benar menyelimuti. Tak tau mas adi akan lakukan apa karna dia tak bilang apa apa sebelum ini.

Aku di berikan microfon oleh stantment dan ku terima. Ah mantap deh pagi ini.

"Selamat pagi Azilla" ucap mas adi

"Dhamira bang.."

"apa tadi? Abang? Romantis dikit lah" ucap mas adi yang membuat sebagian tamu undangan tertawa

Agar tak memakan waktu lama. Mas adi menghadapkan tubuhnya ke arah ku dan aku pun begitu. Tampak mas adi menatapku dengan penuh keyakinan, aku tau saat ini dia sedang gugup untuk bicara.

"Dhamira.. Kamu adalah alasanku tersenyum. Kamu adalah semangatku mencapai kesuksesan. Segala yang kulakukan adalah tentang kamu. Jangan buat aku hancur dengan penolakanmu pagi ini. Jadilah istriku. Jadilah matahari di dalam rumahku selamanya..."

Jantungku berdebar begitu cepat. Aku  gugup dan hanya memandangi mas adi sambil tersenyum sangat bahagia. Mas adi juga begitu padaku, aku tak bisa tinggal diam. Aku harus berbicara

"Mas Adi... Izinkan aku dengan segala perasaan yang dititipkan tuhan untuk membuat pengakuan. Sungguh aku tak berniat menjadi matahari mu, tapi aku akan selalu siap menjadi lencana mu yang selalu ada dan tak pernah tertinggal. Buat aku menjadi kekasih hidup mu.."

Suara tepuk tangan dan riung gemuruh terdengar disini. Bahagia dan sangat bahagia yang aku rasakan hari ini.

Mama dan ibu mas adi ikut maju kedepan untuk memasangkan cincin pertunanga kami. Ibu memasangkan di jari manis ku dan mama memasangkan juga di jari manis mas adi.

Setelah acara tukar cincin, dilanjut doa. Dan seterusnya adalah foto bersama. Kali ini aku sudah berada di ambang imajinasi pernikahan ku awal tahun depan nanti. Eumm harusnya si indah:)

"selamat atas pertunangannya bang, kak.. semoga lancar sampai hari Pernikahan nanti. bang makasih juga ya udah jadi kakak terbaik selama ini, maaf kalau selalu merepotkan abang" ucap clarissa menghampiri aku dan mas adi

"makasih juga sa.. maaf kalau abang nyakitin atau kecewakan kamu karna abang gapernah cerita"sahut mas adi

"maafin saya juga ya sa kalau kamu anggap saya perebut kebahagiaan kamu.. sebelumnya saya juga gatau soal kamu sama mas adi"

"gapapa ko kak.. clarissa paham.. foto bareng clarissa yuk!"

Sebenarnya aku kasihan pada clarissa, tapi aku tak bisa berbuat apa apa kalau memang sudah seperti ini. mungkin memang salahku juga sejak awal tak bertanya pada mas adi, eummm mas adi juga salah sih dari awal ga jujur sama aku soal clarissa.

kita foto bertiga, aku memang tak menemukan raut wajah kecewa dari clarissa tapi aku bisa merasakan itu semua ada pada senyum yang mengembang diwajah clarissa. cinta memang tak bisa di paksa dan cinta juga takbisa memaksa. semua tergantung takdir

*****

Mas crush
(foto)
Liat cincin nya mas pake jadi kaya mas tuh garang nya ilang

Aku melihat foto itu dan sedikit terkekeh setelahnya. Dia memang imut kalau pakai cincin, jadi kaya eummm gitu deh hahaha.

Yaudah di lepas aja gapapa

Gkdong ini akan aku pakai sampe kita nikah

Setelahnya?

Ya pakai cincin nikah

Aku tak bisa membayangkan jika mas adi terus memakai cincin nikah. Garang nya hilang permanen pasti hahahaha.

***


"oh gitu yang habis lamaran jadi diem aja di kamar trus ketawa tawa sendiri liat handphone" aku mendelik kearah suara itu berasal. Siapa lagi kalau bukan adik ku yang paling tampan

"apa sih kamu..." sahut ku membenahi posisi duduk ku. David masuk kedalam kamar ku dan langsung duduk di pinggir kasur ku

"kak... Nanti kakak nikah, punya keluarga, dan adik kakak bukan cuma david lagi.. Eumm-"

"kenapa vid? Toh semuanya akan sama aja... Bedanya tanggungan kakak udah banyak nanti, jadi kamu harus sabar" jelasku

"eumm david jadi pengen cepet cepet jadi tentara"

"sabar david... Mungkin rezeki kamu di PA PK" 

"kalau aku seriusin alia kira kira boleh ga ya?" ucap david berhayal gurau.

aku menepuk pelan pipinya agar dia sadar dari haluannya itu.

"bolehkan kak"

"ya maybe.. tanya papa atau mama aja"

Perwira Pelautku {Extra Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang