"mbak.. Tolong pelan pelan ya ngelepas semua embel embel yang di pakai istri saya.. Kasian nanti sakit" ucap mas adi yang saat ini menemani ku melepas pakaian dan semua atribut pernikahan ini.
Perias hanya mengangguk sebagai jawaban. Aku juga sudah lelah dan lumayan pusing karna atribut di kepala ku ini lumayan berat. Tapi senang juga karna akhirnya aku dan mas adi sudah sah menjadi suami istri.
"sudah selesai mbak... Mas.. Selamat atas pernikahannya semoga sakinah mawadah warrahmah.. Saya pamit dulu" ucap perias berbenah dan meninggalkan ruangan ini
Hanya tinggal aku dan mas adi disini. Berdua saling menatap dari pantulan cermin. Mas adi mengulurkan tangannya yang terlihat ada cincin melingkar di jari manis nya.
"ayo keluar.. Udah pada nunggu diluar dan sekarang saatnya kamu pulang kerumah ku, besok kita pulang kerumah papa mama" ucap mas adi
Aku memegang tangannya dan berdiri dari dudukku dan berjalan keluar mengikuti mas adi. Menggenggam tangannya yang kekar dan kasar bukan pertama kalinya. Tapi aku bahagia selalu saat bersama mas adi.
"udah selesai di?" tanya papa melihat kami keluar dari ruang rias
"udah pa.. Pulang sekarang?" tanya mas adi
Kita pun memutuskan untuk pulang. Mama papa juga sudah merelakan jika malam ini aku dirumah mas adi. Dan esok baru aku menginap dirumah papa dan mama, sebelum akhirnya mas adi memutuskan untuk tinggal dimana.
*****
"selamat datang nyonya Dhamarian" ucap mas adi ketika kita berdua memasuki kamarnya
Aku tersipu malu karna ucapannya tadi "aku ke kamar mandi dulu ya.. Hapus make up" ujarku menatuh tas lalu mengambil facialwash untuk wajahku.
Saat aku memasuki kamar mandi mas adi yang pertama kali tercium adalah bau yang sangat harum. Bau stella, dipadu bau sabun mandi nya dan shampo nya. Kamar mandi ini bersih dan kulihat ada beberapa kaos menggantung rapi. Padahal mas adi jarang dirumah tapi ini terawat semua.
"baru tau kalo dirumah rajin juga bersihin kamar pribadi nya.." gumam ku di depan cermin
Aku membersihkan sisa make up ku. Memang masih meninggalkan bekas tapi setidaknya tak seperti tadi. Supaya tidur nyaman juga sih jadi besok fresh.
Setelah mencuci wajah ku, lalu aku keluar dari kamar mandi dan melihat mas adi yang sudah melepas PDU nya dan diletakkan nya di atas ranjang dengan berserakan. Tersisa hanya kaos dan celana pendek yang ia kenakan.
Aku cukup terkejut karna ini kali pertama aku melihat laki laki berpakaian amat minim dan bahkan dada kekar nya sampai terbentuk.
"udah? Mas mandi dulu ya.." aku mengangguk setelah ia bicara
Mas adi mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi. Tapi dia keluar lagi mendekat kearah ku dan sekilas mencium aroma tubuhku dari kejauhan.
"kenapa?" tanya ku heran
"kamu ga mandi?"
"oiya gue kan bawa baju kenapa ga mandi sekalian" aku terdiam menatapnya yang kini merapikan anduk yang tersampir di lehernya
"yaudah mas dulu ya.. Habis itu baru kamu yang mandi"
"iya udah sana mandi" ucapku sambil mendorong sedikit dadanya agar menjauhi tubuhku
"ya sabar dong orang lagi deketin istrinya juga.. Kenapa sih kamu gugup gitu hmm?" tanya nya seperti nada 'menggoda'
Aku membulatkan mataku ketika mas adi mendekat kearah bibirku dan langsung memukul lengannya untuk menyadarkannya. Bukannya apa, aku masih sedikit gugup.
![](https://img.wattpad.com/cover/223239401-288-k257749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwira Pelautku {Extra Part}
Fanfiction"Jika kalian memandang menjadi istri seorang prajurit adalah suatu kesenangan karna terjamin, kalian salah karna suka duka hidup bersama prajurit itu berat" "Perwira bukan hanya mencintai wanita tapi dia mencintai negaranya, dia rela berkorban nyaw...