Alamsyah Fams

3.4K 220 0
                                    

Keesokan paginya, aku bangun tepat saat adzan subuh berkumandang. Aku lalu membuka koper ku dan mengambil peralatan mandi ku, seperti handuk pasta gigi dan sikat nya pasti.

Aku tak melihat david tidur bersama ku. Dan aku tak tau dia tidur dimana dan sama siapa sekarang. Aku lalu keluar kamar alia dan menuju ke kamar mandi yang terletak di dapur.

Saat aku berjalan ke dapur melewati ruang keluarga, aku melihat david tidur disana beralas kasur cukup tebal dan mungkin itu memang kasur untuk bersantai.

Dibalut jaket dan masih berselimut, aku yakin david tidur larut semalam hanya untuk menonton tv. Langsung aku menuju ke kamar mandi, tapi kulihat ibu sedang berwudhu jadi aku menunggu terlebih dahulu.

"mbak udah bangun" ucap ibu yang sudah selesai berwudhu

"iya bu udah biasa bangun jam segini, juga kan mau bantu ibu masak"

"mau pakai air hangat? Biar ibu siapkan"

"mboten sah bu kulo pun kulino"
"tidak usah bu saya sudah terbiasa"

"yasudah, ibu kedalam ya mau sholat berjamaah sama ayah"

"mas adi belum bangun bu?"

"apa? Kenapa nyariin?"

Ucap mas adi yang baru saja masuk dari luar rumah. Dia mandi di kamar mandi luar rumah. Aku memasang wajah malas malas gimana gitu.

"siapa yang nyariin? Nanya aja"

"sama aja.. Sana mandi gausah lama lama dingin soalnya"

"iya.."

"yaudah mas masuk dulu"

Mas adi dan ibu pun pergi meninggalkan dapur. Aku lalu mandi dengan air dingin yang kurindu kan ini.

Sebenarnya air dingin di pagi hari itu menyehatkan untuk tubuh. Dan jika pada siang hari mandi menggunakan air dingin itu justru tidak sehat karna suhu badan dan suhu air yang berbeda.

Selesai mandi aku lalu ke kamar alia untuk sholat subuh sendiri, ku lihat david masih belum juga bangun bahkan tambah nyenyak tidurnya.

Saat aku akan masuk ke kamar alia, aku melihat ke arah satu ruangan yang pintunya tak pernah tertutup. Itu adalah ruang sholat keluarga. Ku lihat mas adi mengimami ayah dan ibu nya.

Aku tersenyum melihat mas adi memimpin dzikir kala itu "semoga kamu benar benar menjadi pendamping ku dan kita akan memimpin anak anak kita nanti mas.." batin ku.

*****

Setelah sholat aku membantu ibu dan nenek memasak untuk sarapan. Aku tak terbiasa jika harus selalu diam dan di anggap sebagai seorang putri.

Saat memasak aku juga diberi banyak wejangan tentang kehidupan oleh ibu dan nenek. Terlebih tentang mas adi yang sekarang aku tau sikap dan sifatnya lebih dalam.

"nduk, adi itu orang nya sangat tegas apalagi dengan adik adik nya. Kalau nanti kalian punya anak perempuan, sifat adi itu pasti muncul. Kalau dia marah pada perempuan itu dia diam dan tak melawan, tapi diam nya dia berfikir" ucap ibu

"iya bu, ira akan terus sabar menghadapi mas adi.. Simbah sama ibu doakan ira semoga bisa menghadapi segala cobaan"

"ibu pasti doakan kamu"

Aku masih melanjutkan masak ku bersama ibu dan nenek. Senang rasanya mendapat sesuatu yang amat berharga dari mereka.

Sama halnya dengan mama. Mama juga selalu memberi nasehat pada ku, walaupun nasehat itu cukup nyelekit saat di dengar, tapi aku percaya nasehat orang tua patut untuk di contoh. Tapi tetap harus berfikir saat mencontoh.

Perwira Pelautku {Extra Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang