Sarjana Strata Satu

2.9K 191 8
                                    

"ra, lo kenapa sih? Ga semangat banget" celetuk dhea menyenggol ku saat sedang menaiki escalator

"gue gapapa.. Lagi lemes aja" sahut ku asal. Aku terduduk di escalator yang terus berjalan kebawah ini hingga akhirnya sampai di lantai pertama

"mau makan dulu ga? Lemes banget lo tar pingsan gara gara kelaperan lagi" ajak dhea dan aku hanya menganggukan kepalaku

Di KFC aku juga hanya berdiam. Tak bicara jika tak diajak bicara. Tingkat Bucin ku ini melebihi orang orang pada umumnya. Ya jadi gamau ngapa ngapain gitu deh.

"eh gimana? Mas adi mau jadi PW lo?" ucap dhea menekankan kata PW

aku menggeleng dan tertunduk menatap minuman yang ada di depan ku "loh kenapa ra?" tanya dhea yang mulai penasaran

Aku mengangkat kepala ku dan mulai bercerita dalam keadaan tenang. Dhea ternganga mendengar cerita ku, bisa bisa nya dia sampai seperti itu

"lo serius lagi berantem sama dia?" tanya nya meyakinkan

"muka gue kurang serius?" sahut ku

"lo udah coba telfon dia?" tanya nya yang hanya ku jawab gelengan kepala ku "ah lo gimana sih! Chatt kek telfon kek biar dikasih kepastian dan lo juga bisa jelasin" sambungnya

"gue canggung takut ga di respon sama dia.. Gue tau gue salah, ya sekarang gue mikirnya kalo dia ga balik sama gue tandanya dia ga serius" ucap ku enteng yang padahal jantungku berdegub kencang

"ish! Ga gitu konsepnya jenap! Lo berjuang dong. Kalian harus sama sama berjuang!"

Aku menatap dhea serius. Dia tak pernah menjadi seperti ini sebelumnya, tapi itu yang membuatku berfikir. Dhea ada benarnya juga.

Aku mengambil ponsel ku dan membuka whatsaap ku. Kulihat terakhir mas adi aktif 2 hari yang lalu, tepat saat kejadian itu. Aku membuka sosmednya yang lain dan sama saja, tak ada perbaruan darinya.

Dia membuang handphone nya? Atau dia mengganti semua sosmednya? Atau handphone nya hilang?

"semua sosmed nya ga aktif.. Gue di blokir kali" ucapku melanjutkan aktifitas minumku

Dhea berdecih kasar menatap ku tak berkedip "lo samperin dia ke Batalyon asramanya atau ke kantornya kalo dia dikantor atau ke priok" ucapnya

"papa gue curiga nanti.. Dhe gue gamau mas adi di tegur keras sama papa! Gue cape ayo pulang" ucap ku sebelum pergi meninggalkan dhea

Sampai dirumah aku makin tak karuan. Ucapan dhea benar juga, aku tak bisa diam dan aku harus meminta kepastian pada mas adi. Tapi aku bisa apa?

*****

"lusa wisuda dan mas adi belum tau itu" gumam ku didepan kaca rias ku

Sudah hampir 4 hari aku saling diam dengan mas adi. Tak diberi kabar dan tak memberi kabar, aku bingung dengan perasaan dan fikiran ku saat ini.

"loh kak... Berkaca aja dari tadi" ucap mama masuk kedalam kamar ku

"lagi pengen aja ma" sahut ku menatap kaca yang terlihat pantulan mama

"kakak kok akhir akhir ini berbeda? Kenapa kak.. Cerita sama mama, ada masalah sama dhea" aku menggeleng "ada masalah di kampus atau ada masalah sama adi?" aku tertunduk diam

Aku membalik badan ku dan menatap mama berharap mama mau menjaga rahasia ini dari papa. Bagaimana pun papa tetaplah papa yang akan keras pada siapapun yang menyakiti keluarga nya.

Mama mengangguk meminta ku bercerita. Aku mulai menceritakan semua keluh kesah ku yang selama ini ku pendam hingga aku bersikap berbeda.

*****

Perwira Pelautku {Extra Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang