Salah Paham

4.8K 212 8
                                    

Sudah hampir satu bulan aku menikah. Dan sudah selama ini juga aku menunggu kedatangan anugrah yang menjadi pelengkap keluarga, yaitu adanya seorang anak yang terlahir untuk menyempurnakan keluarga ini.

Eumm aku memang sudah telat satu hari. Hanya satu hari tapi membuatku terus berpikir positif akan arah itu. Mungkinkah sebentar lagi tanda tanda itu akan tiba.

Sore ini aku pulang dari rumah sakit lebih awal karna sudah tidak ada praktek. Jadi bisa menyambut mas adi dirumah. Biasanya menyambut mas adi dirumah sakit.

"eumm masak apa ya.. Sup ayam?" gumam ku membuka pintu lemari es "okedeh sup ayam"

Aku mulai mengambil beberapa bahan yang di perlukan dan mulai memasak sambil menunggu mas adi pulang. Kabarnya alia sore ini akan pulang terlambat karna harus menjenguk temannya yang sakit.

Setengah jam memasak sup ayam dan menggoreng tahu tempe akhirnya semua masakan ku siap. Dan telah tertata rapi di meja makan. Aku juga teringat bahwa aku belum mengambil laundry dan rencananya akan mengantar laundry yang lain. Mungkin nanti saat mas adi sudah pulang.

***

"assalamualaikum.." ucap mas adi memasuki rumah

Aku mencium tangannya dan mengambil tas kerjanya.

"mas.. Nanti bisa antar aku ke laundry? Ambil dan antar laundry baru.. Oiya aku udah masak sup ayam, mas mandi dulu biar aku siapin makan.. Mau teh atau kopi mas?" tanya ku yang begitu bertubi tubi

Mas adi menatapku tajam. Ia melonggarkan gespernya sambil menatap ku "bisa diem ga sih? Gausah banyak tanya! Mas cape siapin aja apa yang ada!"

"aku di bentak? Mas adi marah?"

Mas adi meninggalkan ku dan berjalan menaiki tangga. Aku tau dia pasti lelah makannya dia seperti itu. Tapi... D-dia tak pernah membentak ku seperti ini. Se lelah apapun dia, pasti dia memberikan senyum nya untuk ku.

"mungkin dia capek.. Aku ke laundry sendiri deh" gumam ku meletakkan tas kerjanya di ruang kerja khusus miliknya.

Aku menyiapkan makanan untuknya dan tak lama mas adi kembali turun dari lantai dua rumah kami dan duduk di meja makan.

Ia melahap habis makanan yang telah kusiapkan diatas piring nya. Tanpa bicara dan tanpa menatapku. Ya allah sesakit ini tak disapa oleh suami sendiri. Salah apa aku?

Aku melihatnya beranjak dari duduknya dan hendak pergi ke kamar untuk istirahat.

"mas...." panggilku dan dia berhenti berjalan

"hmm.." sahutnya dingin

"langsung istirahat ya kalau cape.. Jangan lupa sholat isya"

Mas adi tak merespon. Ya dia sama sekali tak merespon dan kembali berjalan menaiki tangga. Aku sakit. Hati ku terasa seperti ditusuk tepat di bagian tengah yang mampu menghancurkan segala sisinya.

"mungkin dia cape.. Yaudah beresin ini dulu deh habis itu baru ke laundry, seragam mas adi yang dipake besok ada disana" gumam ku

Dengan sabar aku merapikan meja makan ini. Malam ini sudah pukul 8 malam, laundry belum tutup jadi aku bisa kesana sendirian menggunakan mobilku. Aku tak mau memaksa mas adi yang mungkin di tempat dinas nya ada masalah atau dia kelelahan.

Aku mengambil keranjang pakaian kotorku di kamar. Kulihat mas adi telah terlelap dalam tidurnya dan masih memegang ponselnya, aku mengambil ponselnya dan menyelimutinya. Tapi mas adi terkejut dan terbangun karna ku.

Ia menatapku tajam, dan aku langsung keluar dari kamar ku membawa keranjang pakaian ini. Kudengar mas adi menutup pintu, ah iya aku lupa menutupnya.

Aku melajukan mobilku cukup cepat, ya takut laundry nya sudah tutup jadi harus sesegera mungkin supaya aku bisa mengambil seragam mas adi yang akan di gunakan olehnya besok.

Perwira Pelautku {Extra Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang