Pedang Pora

3.5K 198 2
                                    

Author•

"Bismillah lancar semua, ya allah berikahlan kemudahan untuk hamba mengucap ijab qobul nanti.. Aamin amin ya rabbal 'alamin" ucap Adi yang saat ini tengah bersiap di dalam kamarnya

Ayah dan ibu serta keluarga nya juga bersiap untuk berangkat menuju gedung serba guna yang dipergunakan untuk acara pernikahannya dengan Dhamira.

Menggunakan PDU Putih kebanggaan nya, di padu dengan Topi Pet AL, dan sepatu PDU AL membuat kesan gagah bagi adi. Seorang Tentara Angkatan Laut yang bertugas menjaga kedaulatan Kelautan.

Setelah adi selesai bersiap, ia lalu keluar dari kamarnya untuk kemudian di beri make up tipis oleh adik nya Alia. Memang ada perias disini tapi adi tetap memilih di rias oleh Alia, entah kenapa.

"udah hafal ijab qobul nya mas?" tanya Alia pada Adi yang saat ini sudah selesai dirias

"alhamdulillah.. Doain ya semoga lancar nanti"

"aamiin"

Sementara di gedung serba guna ini. Keluarga Arbianto sudah berada di gedung sejak dini hari tadi. Karna memang jarak rumahnya menuju gedung tak terlalu jauh.

Disinilah Dhamira berada, menatap kaca rias yang cukup besar dan menatap dirinya yang sedang di rias. Dhamira memang tak suka berlebihan, untuk itu dia meminta perias untuk make up yang simpel simpel saja.

"walaikumsalam"

"....."

"oh rombongan udah jalan?"

Degh.
"hah udah jalan? Eh ko deg degan gini sih ya allah"

"ma siap siap.. Rombongan besan udah jalan, mungkin sekitar 15 menit sampai" ucap Haryadi atau papa Dhamira yang saat ini sudah rapi menggunakan PDU nya

Di gedung ini semua bersiap, kecuali Dhamira yang masih sedikit dibenahi sebelum akhirnya keluar sebagai 'Istri' setelah acara ijab qobul nanti.

Dhamira dibantu Dhea sahabatnya yang kini menyuapinya makanan. Karna sedari dini hari tadi Dhamira belum juga makan. Kasian kalau udah cantik tapi kelaparan hehehe.

***

"ikatan pedang pora di pinggang nya yang kuat lho di.. Biar ga lepas saat prosesi nanti" ucap Hadi Sulaiman atau ayah Adi setiba nya di parkiran gedung serba guna

Keluarga serta para pengantar pengantin atau Besan memang telah sampai di gedung serba guna. Disambut baik oleh keluarga Dhamira dan dipersilahkan masuk sambil menunggu penghulu datang, ada prosesi memberi dan menerima seserahan antar kedua keluarga.

Setelah prosesi itu tak lama penghulu datang dengan jas hitam yang rapi. Membawa tas kerja berisi berkas berkas pernikahan saat ini.

"Bismillahirrohmanirrohim..." suara penghulu yang di dengar oleh dhamira di dalam ruang hias ini

"bismillah semoga lancar mas.." gerutu dhamira sambil menatap dirinya di pantulan cermin

"jangan tegang ra.. Kalo lo tegang nanti adi juga tegang, rilex oke" ucap dhea yang masih setia menemani dhamira

"makasih dhe.."

Dhea memegangi tangan dhamira yang terasa sangat dingin karna dia gugup. Dhea paham akan perasaan sahabatnya yang satu ini hingga dia hanya bisa memberi dorongan untuk dhamira supaya dirinya merasa lebih tenang.

Sementara ditempat Ijab Qobul, semua sudah bersiap dan adi juga sudah berhadapan dengan calon Mertua nya yang akan menjabat tangannya.

Penghulu meminta Wali nikah mempelai wanita menjabat tangan mempelai pria. Dengan penuh yakin, adi mengulurkan tangannya dengan sigap dan papa dhamira mencengkram tangan adi dengan cukup kuat.

Perwira Pelautku {Extra Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang