Tanggal

2.6K 185 1
                                    

"kalau memang seseorang itu serius, pasti dia akan menepati janjinya"

-Dhamira-

3 bulan sudah kehadiran Daffa, hadirnya dia membuat rumah ini tak sepi. Ada tangisan bayi yang selalu terdengar disini, bahagia melengkapi keluarga kecil mas davin.

Walaupun aku sibuk dirumah sakit seperti sekarang ini. Tapi saat aku pulang pasti daffa menyambut dengan senyumannya.

"permisi dok.. Ada tamu ingin bertemu dokter" ucap suster ketrin dan mempersilahkan tamu itu masuk

"oh ini tamunya.. Masih dibilang tamu kah" ujar ku saat tau mas adi yang datang

"nih ada makanan.. Aku itu datang kesini mau bilang sama kamu"

"bilang apa?" aku duduk di samping nya. Merapikan sedikit lencana nya yang berantakan

"nanti malam aku mau main kerumah sama ayah, buat ngomongin soal lamaran kita" ucapnya

Seketika dada ku berdegup kencang kaget pasti. "serius malam ini?"

"serius.. Kan aku mau nepati janji ku. Soal kapan kita nikah itu sekalian nanti malam"

"lah ini udah masuk ke inti? Jadi secara ga langsung kita udah mau nikah?"

"iyalah.. Kenapa? Kamu belum siap dek?"

"siap ga siap ko mas.. Tapi-"

"mas naik pangkat minggu depan" katanya yang membuat ku tersenyum memandangnya.

Setelah nya mas adi makan siang bersama ku. Aku juga masih bingung gimana menyampaikan ini pada andra, semoga saja nanti andra tak merasa kecewa berlebih.

*****

Sore hari sengaja aku pulang cepat untuk bersiap makan malam bersama nanti malam. Pasti akan menjadi makan malam spesial hahaha.

Selain membantu mama memasak, aku juga membereskan rumah seperti biasa. Ya supaya rapi dan bersih pastinya, masa mau kedatangan calon mertua rumahnya masih berantakan.

Setelah selesai, aku membersihkan diri. Menunggu maghrib dan setelahnya sholat maghrib, kabarnya mas adi akan kerumah pukul 7 malam.

"wih rapi bener ni" ucap david masuk saja kedalam kamar ku

"ya karna mas adi mau kerumah sama alia dan ayahnya"

"serius? Ah harus ganteng nih di depan ayah mertua" ucap david asal

"hus!"

Tepat pukul 7 aku menunggu kedatangan mas adi diruang tamu ini. Papa dan mama pun sudah terlihat lebih rapi dari biasanya. Mungkin karna ini pembicaraan serius.

"assalamualaikum" jantung ku terus berdegup kencang. Itu adalah suara ayah mas adi tandanya mereka sudah sampai.

Papa mempersilahkan masuk dan duduk di ruang keluarga. Aku yang semakin gugup ini hanya duduk di samping mama dan kebetulannya mas adi duduk di depan ku. Walaupun terhalang meja, tetap saja aku gugup.

"pak.. Kedatangan saya kesini mengantar adi" ucap ayah mas adi

"mengantar untuk apa?" tanya papa

"saya ingin berdiskusi tentang acara lamaran dan pernikahan saya dengan dhamira pak" ucap lantang mas adi

"pria sejati selalu menepati janjinya" puji papa pada mas adi

Obrolan kali ini memang santai tapi serius. Cukup lama obrolan ini bahkab saat ini sudah pukul 08.00 malam. Ya saking santai tapi seriusnya obrolan ini.

Sekarang kita semua berkumpul di meja makan ini. Untuk makan malam bersama setelah obrolan tadi menemukan hasil yaitu lamaran ku akan di gelar 3 bulan lagi dan pernikahan akan di gelar awal tahun depan.

Makan malam terasa khidmat, apalagi dengan mas adi yang duduk di samping ku. Sebentar lagi akan utuh dengan ikatan pernikahan.

Menyadari sudah larut malam, mas adi beserta ayah dan adiknya pamit pulang. Karna besok juga masih harus beraktifitas lagi. Lega rasanya akhirnya aku dan mas adi akan segera menemukan titik bahagia.

*****

Selang satu bulan dari malam itu, aku dan mas adi sudah banyak memikirkan tentang banyak hal. Ku pikir semua akan sulit tapi ternyata tak begitu menyulitkan buat ku.

Pagi ini aku harus jujur pada andra agar dia tak salah faham pada ku. Dia pasti mengerti dan memaafkan ku, harus sebenarnya.

"iya ra.. Kenapa suruh aku keruangan?" ucap andra begitu sampai diruangan ku

"aku mau bilang tapi kamu jangan kecewa" ucap ku meyakinkan dia

"bilang apa coba sini jujur"

"2 bulan lagi aku lamaran, aku takut kamu sakit hati ndra"

Andra justru tersenyum menatapku. Aku tak melihat dia sakit hati atau kecewa.

"gapapa ra.. Aku juga alhamdulillah dapat yang mau diajak ta'aruf" ucapnya

"jadi ta'arufan nih? Iya deh semoga lancar"

"kamu juga semoga lancar acaranya"

Ku fikir, tapi ternyata salah. Senang bisa melihat andra seperti itu dan aku juga senang karna tak ada yang kecewa dengan hubungan ku dan mas adi.

Sekarang aku bisa lebih fokus untuk semua persiapan ini. Bersyukur gaji ku lebih dari cukup untuk acaranya, dan mas adi juga tak tinggal diam soal pengeluaran. Intinya lamaran dan pernikahan tak pakai biaya orang tua. Alhamdulillah

Perwira Pelautku {Extra Part}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang